Puncak Kekeringan Jateng Diprediksi Awal September 

Bisnis.com,16 Jul 2019, 14:59 WIB
Penulis: Alif Nazzala Rizqi
Warga mengambil air dari sumur sawah di Dusun Ngasem, Monggot, Gundih, Grobogan, Jawa Tengah, Senin (3/9/2018)./ANTARA-Yusuf Nugroho

Bisnis.com, SEMARANG - Badan Penanggulangan Bencana Daerah memprediksi puncak musim kemarau di Jateng terjadi pada bulan September.

Kepala Pelaksana BPBD Jawa Tengah Sudaryanto menuturkan, Pemprov Jateng sudah melakukan koordinasi dengan PDAM untuk menghadapi puncak musim kemarau.

"Sudah ada rakor [Rapat koordinasi] semester satu dengan menghadirkan BMKG dan para Kalak (Kepala pelaksana) BPBD Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah supaya mengetahui informasi tentang berbagai hal. Juga tentang kekeringan yang puncaknya di awal September," kata Sudaryanto, Selasa (16/7/2019).

Ketersediaan air bersih pada masa puncak kekeringan harus dimanfaatkan dengan sebaik mungkin, termasuk untuk kegiatan produksi pertanian di desa-desa yang ada di Jawa Tengah. Menurutnya, para petani, dapat menanam tanaman yang tidak terlalu memerlukan banyak air.

Dia mengungkapkan, terdapat 1.259 desa dan 360 kecamatan di 31 kabupaten/kota se-Jawa Tengah yang diprediksi akan terdampak bencana kekeringan pada tahun ini. 

"Adapun jumlah jiwa yang diprediksi akan terdampak mencapai lebih dari 2 juta jiwa dengan 545.851 kepala keluarga," tambahnya.

Daerah-daerah yang diprediksi terdampak kekeringan pada tahun ini antara lain Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Purwerejo, Wonosobo, Magelang, Boyolali, Klaten, Sukoharjo, Wonogiri, Blora dan Grobogan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Saeno
Terkini