Bisnis.com, JAKARTA — PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memperkirakan pelaku industri perbankan akan menerbitkan obligasi hingga Rp27 triliun untuk mengatasi maturity mismatch tahun ini.
Direktur Utama Pefindo Salyadi Saputra menuturkan, pelaku industri perbankan belum membutuhkan penerbitan obligasi untuk mengatasi kekurangan modal yang diakibatkan pertumbuhan kredit yang ikut meningkatkan pencadangan.
Namun, penerbitan obligasi tahun ini dibutuhkan untuk mengimbangi segmen investasi yang memimpin pertumbuh kredit tahun ini.
"Kami melihat penerbitan obligasi perbankan tahun ini bisa mencapai 15% hingga 20%, bahkan lebih dari total obligasi yang mencapai Rp135 triliun tahun ini. Perbankan butuh mengatasi maturity mismatch kredit investasinya," katanya dalam Pefindo Media Forum 2019, Selasa (16/7/2019).
Salyadi menjelaskan, maturity mismacth dapat diatasi dengan penghimpunan dana pihak ketiga khususnya deposito. Namun, penghimpunannya tidak dapat terlalu tinggi karena kondisi likuiditas yang semakin mengetat.
Berdasarkan database Pefindo, Salyadi memaparkan total mandat penerbitan surat utang baru hingga 30 Juni 2019 tercatat Rp10,40 triliun.
Meski tak menyebutkan angka, tetapi penerbitan obligasi pada semester pertama tahun ini tergolong rendah dibandingkan tahun sebelumnya.
Hal tersebut, menurutnya, merupakan dampak dari tekanan suku bunga Bank Indonesia (BI) yang masih cukup membuat imbal hasil obligasi terkerek, dan kurang menguntungkan bagi emiten perbankan yang menerbitkan obligasi pada semseter pertama tahun ini.
"Namun, pada paruh kedua ini akan lebih cepat. Kita juga lihat ada kemungkinan suku bunga turun," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel