Trump Klaim Dapat Sesuka Hati Berlakukan Tarif

Bisnis.com,17 Jul 2019, 12:13 WIB
Penulis: Nirmala Aninda
Presiden Amerika Serikat Donald Trump./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA -- Presiden Amerika Serikat Donald Trump menegaskan bahwa dirinya dapat mengenakan tarif tambahan pada impor China sesuka hatinya jika dia mau.

Padahal, dirinya  dan Presiden China Xi Jinping telah sepakat untuk menunda penambahan bea dalam gencatan senjata perang dagang sejak pertemuan terakhir mereka di Osaka bulan lalu.

"Kami masih punya banyak peluang dalam [untuk menambah] tarif dagang dengan China. Masih ada sisa [barang impor] senilai US$325 miliar yang belum kami berikan tarif," kata Trump seperti dikutip melalui Bloomberg, Rabu (17/7/2019).

Saham AS merosot sesaat setelah Trump menyampaikan klaimnya soal tarif dagang pada pertemuan kabinet di Gedung Putih, Selasa (16/7/2019), waktu Washington.

Imbal hasil tresuri bertenor 10 tahun sempat melonjak pada hari sebelumnya setelah data ekonomi yang solid menambahkan sinyal ekspansi AS tetap bertahan bahkan ketika pejabat bank sentral mengindikasikan mereka siap untuk menurunkan suku bunga.

Trump dan Xi menyepakati gencatan senjata pada tarif dagang dan menyetujui untuk memulai babak baru perundingan dagang, setelah perundingan sebelumnya terhenti selama 6 pekan.

Usai pertemuan tersebut, Trump menyampaikan bahwa Washington akan menunda ancaman penetapan tarif tambahan pada impor China senilai US$300 miliar. Dia juga mengatakan bahwa Xi telah setuju untuk meningkatkan volume pembelian produk pertanian AS sebagai gantinya.

Namun, sejumlah pejabat pemerintahan China yang memiliki informasi terkait perundingan dagang tersebut mengatakan bahwa tidak ada kesepakatan yang dibuat antara Beijing dan Washington terkait penambahan volume pembelian.

Hingga saat ini, tidak ada pembelian berskala besar yang tercatat sejak akhir Juni.

Di tengah ketegangan perdagangan yang masih berlangsung, Trump masih melanjutkan tekanan pada China melalui cuitan yang dia unggah pekan ini.

Dia menunjukkan bahwa tarif AS memiliki dampak yang diinginkan Washington yakni dengan menekan ekonomi China.

Angka ekonomi yang dirilis China awal pekan ini menunjukkan bahwa ekonomi terbesar kedua dunia tersebut mengalami perlambatan dengan pertumbuhan sebesar 6,2% pada kuartal kedua.

Sementara itu, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer memperkirakan akan melanjutkan pembicaraan dengan negosiator China pekan ini.

Mnuchin juga menyampaikan bahwa jika perbincangan via telepon kali ini menunjukkan kemajuan, keduanya mungkin akan bertolak ke Beijing untuk melakukan perundingan secara langsung.

Perundingan dagang yang sebelumnya terjalin sejak awal tahun mengalami kebuntuan pada Mei setelah AS menuduh China telah mengingkari komitmen dalam rancangan kesepakatan yang menurut Mnuchin telah rampung 90%.

Di sisi lain, China menyatakan pembelaan dengan mengatakan bahwa tidak akan ada kesepakatan yang tercapai jika AS tidak menghapus seluruh tarif eksisting.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Achmad Aris
Terkini