Bisnis.com, JAKARTA – PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) optimistis mampu mengejar target proteksi produk asuransi usaha tani padi (AUTP) hingga 1 juta hektare lahan hingga akhir 2019, kendati pada paruh pertama tahun ini baru mencapai 300.000 ha.
Ika Dwinata Sofa, Kepala Unit Usaha Pertanian dan Mikro PT Asuransi Jasa Indonesia atau Jasindo, mengatakan pihaknya bakal terus mendorong sosialisasi aplikasi Sistem Informasi Asuransi Pertanian (SIAP).
Aplikasi SIAP adalah sistem informasi berbasis web yang membantu kemudahan administrasi dan akses program dari mulai pendaftaran sampai klaim.
Melalui aplikasi itu, peserta dapat langsung mendaftar ke Jasindo untuk kemudian peseroan melakukan konfirmasi kembali melalui sistem tersebut.
“Tetap mendukung sosialisasi SIAP agar petugas penyuluh lapangan semangat mendaftarkan lagi petani-petani. Kami optimistis [target 1 juta ha] tercapai,” ujarnya kepada Bisnis, dikutip Rabu (17/7/2019).
Pasalnya, jelas Ika, penetrasi program asuransi nasional itu juga dihadapkan pada tantangan penggunaan sistem informasi terintegrasi yang baru mulai dijalankan pada tahun ini. Oleh karena itu, jelasnya, pihaknya perlu membiasakan para petani untuk menggunakan sistem tersebut.
Apalagi, jelasnya, para petani harus melampirkan nomor induk kependudukan atau NIK agar bisa mendapatkan proteksi asuransi yang menjadi program pemerintah tersebut.
“Sering petani mendaftar tidak mencantumkan NIK dan ketika dimintakan NIK belum tentu langsung kembali,” ujar Ika.
Di samping itu, Ika mengatakan Asuransi Jasindo akan berkolaborasi dengan pelaku usaha di sektor pertanian yang bermitra dengan petani.
Hingga akhir semester I/2019, Jasindo telah memproteksi 300.000 ha lahan pertanian. Ika mengakui bahwa realisasi tersebut masih jauh dari target yang ditetapkan pada tahun ini, yakni mencapai 1 juta ha lahan pertanian.
Kendati begitu, dia mengklaim bahwa realisasi tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan pemasaran AUTP pada semester I/2018.
Seperti diketahui, Jasindo memang menjadi asuransi pelaksana program AUTP sejak 2015. Program ini masih bersifat pilot project dan direncanakan berjalan hingga tahun ini.
Dengan harga premi Rp180.000/ha, yakni 80% disubsidi pemerintah dan sisanya senilai Rp36.000 ditanggung petani, produk asuransi khusus itu memberikan pertanggungan senilai Rp6 juta/ha.
Pemerintah lewat Kementerian Pertanian, setiap tahun menggelontorkan dana subsidi sebesar Rp204 miliar untuk membayar premi AUTP.
Adapun, pada 2018 jumlah lahan yang terlindungi produk khusus ini mencapai 800.000 ha atau sekitar 80% dari target 1 juta ha. Jumlah petani yang terlindungi pada tahun lalu sebanyak 1,3 juta petani.
Sebanyak 718.000 petani atau 55,23% dari total peserta berasal dari kawasan Jawa Timur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel