Bisnis.com, JAKARTA – Survei Perbankan Bank Indonesia memperkirakan permintaan kredit baru akan kembali meningkat pada kuartal III/2019.
Hal itu tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) permintaan kredit baru yang sebesar 92,8 persen untuk kuartal III/2019. Pada dua kuartal sebelumnya, SBT masing-masing tercatat sebesar 57,8 persen dan 78,3 persen.
Responden dalam Survei Perbankan Bank Indonesia (BI), seperti dikutip Bisnis pada Rabu (17/7/2019), menyampaikan bahwa proyeksi pertumbuhan kredit baru pada periode Juni—September 2019 didorong oleh kondisi ekonomi yang menguat dan risiko penyaluran kredit yang rendah. Keadaan politik dan keamanan pascapemilu pun cenderung mulai stabil.
Prioritas utama responden menyalurkan kredit pada kuartal III/2019 adalah modal kerja, dikuti oleh investasi dan konsumsi. Untuk kredit konsumsi, penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) masih menjadi prioritas utama.
Sejalan dengan proyeksi tren positif permintaan kredit baru, kebijakan penyaluran kredit diperkirakan lebih longgar pada periode Juli-September 2019. Hal itu terindikasi dari Indeks Lending Standard (ILS) sebesar 0,8 persen, lebih rendah dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang sebesar 12,4 persen. Pelonggaran ini akan dirasakan oleh seluruh jenis kredit.
Adapun aspek pelonggaran meliputi jangka waktu, suku bunga, dan agunan. Di sisi lain, plafon kredit dan biaya persetujuan kredit akan lebih ketat.
Selain itu, rata-rata responden memperkirakan tahun ini akan ditutup dengan pertumbuhan kredit sebesar 11,2 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Angka tersebut lebih rendah dibandingkan dengan realisasi pertumbuhan 2018, yang mencapai 12,1 persen yoy.
Hingga Mei 2019, kredit industri perbankan membukukan pertumbuhan 11,05 persen yoy. Kredit investasi menjadi motor penggerak dengan total kenaikan portofolio 15,7 persen yoy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel