Kisah Sukses UMKM Tekstil yang Menembus Pasar Dunia

Bisnis.com,22 Jul 2019, 11:08 WIB
Penulis: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Kepala Bekraf Triawan Munaf (kanan) dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo membuka Pameran Karya Kreatif Indonesia di JCC Senayan, Jakarta, Jumat (12/07/2019)./ANTARA-Puspa Perwitasari

Robert membocorkan, mayoritas pembeli di Indonesia memang berasal dari Jawa, khususnya DKI Jakarta. Namun jika berbicara pasar global, ulos dan songket dari galeri ini telah terbang sampai ke Singapura dan Malaysia. Dua negara tetangga ini diakui Robert sebagai negara pemesan terbanyak ulos dan songket.

Kesuksesan Robert sebagai pebisnis UMKM memang segelintir dari sekian banyak UMKM di Indonesia. Jika melihat secara umum dikutip dari Badan Pusat Statistik (BPS) ekspor nonmigas Indonesia pada semester I/2019 ini memang mengalami penurunan.

Dari Juni 2018 tercatat nilai ekspor nonmigas mencapai US$11,29 miliar pada Juni 2019 tercatat US$11,03 miliar saja. Bisnis.com mencatat, salah satu produk nonmigas Indonesia yang diekspor adalah produk kain tenun.

Berdasarkan data BPS, ekspor kain ditenun berlapis pada Mei 2019 tercatat sebesar US$13,64 juta dan pada Juni 2019 menurun jadi US$9,59 juta. Begitupula untuk ekspor kain tenunan khusus pada Mei 2019 tercatat US$5,29 juta dan Juni 2019 menjadi US$2,30 juta.

Menurut Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo mengklaim bahwa kondisi perekonomian Indonesia tahun ini yang diprediksi masih akan terjebak pada 5,1%, serta neraca perdagangan semester I/2019 yang defisit berbanding terbalik dengan penyerapan tenaga kerja yang relatif besar tahun ini. Pada 2018, persentase pengangguran dari angkatan kerja sekitar 7,2%, dan pada 2019 ini sudah turun sampai 6,82%.

“Penyerapan tenaga kerja di UMKM ini ditrigger oleh e-commerce karena memasok barang ke platform maka nantinya tentu akan memerlukan tambahan tenaga kerja bagi kegiatan UMKM, baik itu tenaga kerja informal maupun formal,” papar Dody.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Achmad Aris
Terkini