MNC Sekuritas : Harga SUN Cenderung Naik Terbatas

Bisnis.com,22 Jul 2019, 09:28 WIB
Penulis: Duwi Setiya Ariyanti
Karyawan mencari informasi tentang obligasi di Jakarta, Rabu (17/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA -- Harga Surat Utang Negara (SUN) diperkirakan bergerak bervariasi pada perdagangan Senin (22/7/2019), dengan kecenderungan naik terbatas akibat penguatan kurs rupiah terhadap dolar AS serta penurunan suku bunga acuan dan lelang sukuk negara pada esok hari.

Dalam hasil riset hariannya, Senin (22/7/2019), analis MNC Sekuritas I Made Adi Saputra mengatakan para pelaku pasar cenderung menahan diri untuk bertransaksi di pasar sekunder pada hari ini. Seperti diketahui, pemerintah bakal melelang sukuk negara dengan target Rp8 triliun pada Selasa (23/7).

Dari sisi eksternal, pelaku pasar mencermati pergerakan hubungan Iran dan Inggris. Seperti diketahui, Iran menangkap kapal tanker Inggris dan hal ini diprediksi menjadi sentimen negatif terhadap pasar.

"Pada perdagangan hari ini, kami memperkirakan harga SUN akan cenderung bergerak bervariasi dengan arah pergerakan yang cenderung mendatar yang disebabkan oleh adanya lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) yang akan diselenggarakan besok [Selasa (23/7)], sehingga para pelaku pasar lebih menahan diri untuk bertransaksi di pasar sekunder," ujarnya.

Sementara itu, perubahan imbal hasil yang terjadi pada perdagangan pekan lalu berkisar antara 1-5 basis poin (bps) dengan rata-rata mengalami penurunan terbatas di bawah 1 bps. Perubahan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada tenor menengah, 5-7 tahun.

Pada perdagangan sebelumnya, yield SUN bertenor 1-4 tahun bergerak terbatas di bawah 1 bps di tengah perubahan harga yang hanya berkisar antara 1-3 bps. Kemudian, SUN tenor 5-7 tahun mengalami penurunan antara 1-9 bps, yang didorong kenaikan harga hingga 48 bps.

Terakhir, imbal hasil SUN bertenor panjang, di atas 7 tahun, bergerak bervariasi dengan perubahan hingga 1 bps. Hal ini disebabkan kenaikan harga sebesar 39 bps.

Perubahan imbal hasil SUN tersebut terjadi karena pelaku pasar merespons penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI), yang sebesar 25 bps menjadi 5,75 persen.

Dari sisi volume, Made mencatat perdagangan SUN sebelumnya menyentuh nilai Rp10,99 triliun dari 38 seri. Adapun Rp6,74 triliun di antaranya berasal dari seri acuan.

Sementara itu, dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan obligasi korporasi senilai Rp2,08 triliun dari 35 seri.

Mengacu pada beberapa sentimen hari ini dan ringkasan perdagangan sebelumnya, dia merekomendasikan agar investor memperhatikan arah pergerakan harga SUN di pasar sekunder dan mencermati beberapa seri obligasi bertenor pendek dan panjang, seperti FR0031, FR0053, FR0061, FR0070, FR0056, FR0059, FR0078, FR0058, serta FR0068.

"Strategi trading masih kami sarankan di tengah kondisi pasar surat utang yang masih akan bergerak berfluktuasi seiring dengan kondisi yang terjadi di pasar keuangan global dengan pilihan masih pada tenor pendek dan panjang," jelas Made.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Margrit
Terkini