Bintraco Dharma (CARS) Dirikan Perusahaan Penjualan Suku Cadang

Bisnis.com,23 Jul 2019, 16:35 WIB
Penulis: Muhammad Ridwan
Presiden Direktur PT Bintraco Dharma Tbk Sebastianus Harno Budi (tengah) berbincang dengan Presiden Komisaris Simon Harto Budi (kanan), dan Wakil Direktur Utama Benny Redjo Setyono, sebelum RUPST, di Jakarta, Senin (7/5/2018)./JIBI-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Industri dan Perdagangan Bintraco Dharma Tbk. membentuk perusahaan baru untuk bisnis penjualan suku cadang.

Dalam keterbukaan informasi di laman resmi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (23/7/2019), emiten berkode saham CARS tersebut membentuk perusahaan baru melalui dua entitas anaknya yakni PT Meka Adipratama Tbk. dan  PT Andalan Adhi Niaga.

Perusahaan yang dibentuk pada 19 Juli 2019 tersebut bernama PT Meka Niaga Utama yang berkedudukan di Semarang, Jawa Tengah dengan nilai investasi senilai Rp500 juta. Meka Adipratama menggenggam 99 persen saham dengan modal disetor senilai Rp495 juta, sedangkan 1 persen saham dimiliki Andalan Adhi Niaga. 

Dalam keterangannya, pembentukan usaha tersebut untuk kegiatan usaha penjualan suku cadang dan aksesoris mobil dan sepeda motor. Selain itu, perusahaan tersebut juga dibentuk guna memperluas usaha perseroan dalam bidang otomotif.

Corporate Secretary CARS Lina M. Ibrahim menyatakan pendirian Meka Niaga Utama tidak menimbulkan dampak material terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha perseroan. 

Ini bukan pertama kalinya CARS membentuk perusahaan baru. Pada 1 April 2019, perseroan membentuk cucu usaha bernama PT Prima Oto Galeri, melalui dua anak usahanya yakni PT New Ratna Motor serta PT Perbengkelan, Perdagangan, dan Industri New Asmoco.

Saat itu, Direktur Utama Bintraco Dharma Sebastianus Harno Budi mengatakan pembentukan perusahaan baru tersebut bertujuan untuk mendukung penjualan mobil bekas Toyota bersertifikasi.

Pada kuartal I/2019, CARS membukukan pendapatan sebesar Rp1,77 triliun atau turun 5,22 persen dari realisasi periode yang sama tahun sebelumnya, yang senilai Rp1,87 triliun. Kontribusi terbesar datang dari bisnis otomotif dengan porsi mencapai 84,92 persen dan sisanya disumbangkan oleh bisnis pembiayaan konsumen.

Adapun laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat senilai Rp54,08 miliar atau 10,78 persen lebih rendah dari capaian sebelumnya, yang sekitar Rp60,62 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Margrit
Terkini