Indonesia Membutuhkan Investasi Sektor Pendidikan

Bisnis.com,23 Jul 2019, 14:16 WIB
Penulis: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Ilustrasi - Praktik mengajar dalam program KKN Internasional Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) di Thailand./Bisnis-Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA -- Untuk mendorong produktivitas dan pertumbuhan ekonomi, secara fundamental Indonesia membutuhkan investasi bidang pendidikan.

Profesor Ekonomi dan Carl Marks, Cornell University Kaushik Basu menyatakan, untuk mendorong lapangan kerja inklusif guna meningkatkan perekonomian Indonesia memerlukan kebijakan yang radikal dalam sektor pendidikan.

Menurut Kaushik, investasi diperlukan untuk mengarahkan sektor pendidikan Indonesia menjadi kreatif dan inovatif serta saintifik. Selain itu juga pendidikan Indonesia menjadi lebih kuat secara teknis dan mekanis mengandalkan teknologi.

"Saya optimistis perekonomian Indonesia sudah melalui banyak krisis dari 1998 dan 2008 lalu tetap bangkit dan terjaga pada 5,2%. Indonesia masih bisa tumbuh lebih bahkan hingga 7% per tahun," kata Kaushik di JCC, Senin (22/7/2019).

Bisnis.com mencatat saat ini Pemerintah Indonesia tengah mendorong pendidikan dan pelatihan vokasi (Technical and Vocational Education Training/TVET) menjadi salah satu upaya meningkatkan kualitas angkatan kerja Indonesia. Guna mendapatkan kualitas itu perlu kebijakan yang mendorong industri aktif terlibat dalam kerja sama dengan pendidikan vokasi.

Senior Education Specialist World Bank Javier Luque menyatakan, saat ini beberapa Sekolah Menengah Kejuruan sudah cukup berhasil mendidik pelajar-pelajar berkualitas. Sistem pendidikan SMK juga telah mulai menganalisis tren kebutuhan pasar.

Begitu pula Country Economist Indonesia dari Asian Development Bank (ADB) Emma R. Allen menyatakan, agar para murid yang bakal menjadi calon pekerja juga memerlukan bimbingan untuk mengetahui tipe pekerjaan apa yang tersedia bagi mereka pada masa depan.

"Sehingga pelatihan mereka nantinya akan sesuai dengan jenis pekerjaan yang mereka inginkan," papar Emma.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Achmad Aris
Terkini