Bisnis.com, JAKARTA – Sebanyak 10 bank tercatat sebagai kreditur anak usaha Duniatex Group, PT Duta Merlin Dunia Textile (DMDT), tiga di antaranya merupakan bank pelat merah.
J.P Morgan mencatat kredit yang disalurkan oleh seluruh bank tersebut sepanjang 2018 mencapai Rp5,25 triliun dan US$362,3 juta.
Sebanyak 58 persen di antaranya merupakan kredit sindikasi. Seperti diketahui, anak usaha Duniatex, Delta Dunia Sandang Tekstil baru saja dikabarkan gagal membayar bunga dan pokok surat utang dengan total nilai US$11 juta. S&P Global Ratings pun memutuskan untuk memangkas peringkat utang perusahaan sebesar 6 level.
Berdasarkan catatan J.P Morgan, tiga bank pelat merah masuk dalam daftar kreditur DMDT. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. menjadi bank terbesar yang menyalurkan dana, setelah Bank Exim sepanjang 2018.
Beberapa bank swasta yang ikut memberikan kredit yaitu PT Bank Panin Syariah, dan PT Nationalnobu tbk.
Direktur Korporasi Bank Mandiri Royke Tumilaar mengatakan bahwa pihaknya tidak menangani restrukturisasi utang Duniatex. “Untuk Duniatex cek ke Pak Riduan ,” ujarnya.
Namun, Riduan juga tidak merespons pesan singkat Bisnis yang ingin mengonfirmasi rencana restrukturisasi utang Grup Duniatex.
Corporate Secretary Indonesia Eximbank Emalia Tisnamisastra menuturkan bahwa saat ini manajemen masih melakukan proses konsolidasi dengan kreditur lainnya. “Kami melakukan konsolidasi mengenai langkah-langkah penyelesaian yang akan diambil.”
J.P Morgan memperkirakan Duniatex Group memiliki total pinjaman jauh lebih besar dibandingkan dengan anak usahanya, DMDT. “Sebagai contoh tim kami menemukan bahwa Duniatex memiliki kredit modal kerja senilai Rp5,4 miliar yang bergulir setiap 12 bulan. Duniatex telah menunjuk penasihat keuangan untuk kemungkinan restrukturisasi,” demikian mengutip riset J.P Morgan yang ditulis oleh Harsh Wardhan Modi, Anurag Rajat, dan Gaurav Khandewal, Senin (22/7/2019).
Sementara itu, J.P Morgan menyebut Bank Mandiri telah mengklarifikasi memiliki eksposur kredit sebesar Rp2,2 triliun kepada Duniatex. Jumlah tersebut turun dari sebelumnya Rp3,4 triliun per Desember 2018.
Satu poin utama yang disebut manajemen Bank Mandiri adalah beberapa perusahaan grup dalam Duniatex dalam posisi akun individu, bukan konsolidasi. Dengan demikian sulit mengetahui posisi keuangan secara konsolidasi.
Akibatnya bank pun mulai khawatir dan meminta percepatan pembayaran. Kendati demikian emiten bank berkode BMRI ini masih mengklasifikasi utang Duniatex sebagai kolektibilitas tahap 1.
Saat ini setelah anak usaha Duniatex gagal bayar obligasi, J.P Morgan menilai bank akan mulai menyiapkan provisi. Satu faktor yang meringankan bank adalah cakupan jaminan 160% untuk total utang.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) Redma Gita Wirawasta menjelaskan, asosiasi tidak mengetahui masalah utama yang menimpa Duniatex.
Namun, katanya, dengan melihat kondisi industri tekstil dan produk tekstil (TPT) yang sedang tertekan, Duniatex dipastikan kesulitan dalam menjual produk karena pasar domestik dipenuhi produk impor.
Pinjaman Bank ke Duniatex Group Sepanjang 2018 (Rp Miliar) | |||
---|---|---|---|
Bank | Short-Term | Current Portion of Long-Term | Long Term |
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk | 551,1 | 26,4 | 53,0 |
PT Indonesia Exim Bank | 429,7 | 26,2 | 53 |
PT Bank BRI Syariah | 280 | - | - |
PT Bank Panin Syariah | 195 | - | - |
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk | 124,8 | - | - |
PT BPD Jawa Tengah | 73,8 | 20 | 40 |
PT Bank Rabobank International | 73,4 | 6 | 1,1 |
PT BPD Banten Tbk | 60 | - | - |
PT Bank BNI Syariah | 19,1 | - | 167,8 |
PT Bank Nationalnobu Tbk | 18,6 | 17,5 | 27,8 |
Sindikasi (US$ juta) | - | 389,2 |
sumber: JP Morgan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel