APHI : Potensi Nilai Ekspor Kayu Bentukan Capai US$1,17 Miliar

Bisnis.com,23 Jul 2019, 12:18 WIB
Penulis: Nur Faizah Al Bahriyatul Baqiroh
Aneka produk kerajinan dari bahan limbah akar kayu jati./Bisnis-Ema Sukarelawanto

Bisnis.com, JAKARTA -- Pelaku Industri kehutanan menyampaikan potensi ekspor kayu bentukan atau moulding dapat mencapai US$1,17 miliar per tahun.

Purwadi Soeprihanto, Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI), mengatakan Indonesia berpotensi untuk memproduksi moulding sebanyak 1,7 juta m3 yang terdiri atas 200.000 m3 moulding dari hutan alam dan 1,5 juta m3 moulding dari hutan tanaman.

Dari produksi tersebut, proyeksi ekspor moulding berbasis kayu alam senilai US$682,5 juta dan ekspor moulding berbasis kayu tanaman senilai US$495juta.

"Potensi 200.000 m3 itu berdasarkan asumsi peningkatan kinerja produksi hutan alam sebanyak 2 juta m3 dari basis capaian tahun lalu sebanyak 5 juta m3," kata Purwadi kepada Bisnis, Senin (22/7/2019).

Dia menambahkan 1,5 juta moulding berbasis kayu tanaman didapatkan dari kinerja produksi hutan tanaman industri (HTI) yang tidak terintegrasi dengan industri pulp dan kertas seluas 400.000 hektare (ha). 

Oleh karena itu, Purwadi meyakini bahwa ekspor moulding tidak akan mengganggu kebutuhan pasokan kayu untuk industri primer kehutanan yang sudah berjalan seperti industri pulp dan kertas.

Dia menuturkan pasar potensial untuk komoditas kayu bentukan ini adalah Amerika Serikat, Jepang, Korea, dan Eropa untuk moulding berbasis kayu alam serta Vietnam untuk moulding berbasis kayu tanaman.

Dia menjelaskan kayu moulding berbasis kayu alam biasanya digunakan sebagai bahan baku untuk memenuhi kebutuhan industri interior rumah atau gedung, sedangkan moulding berbasis kayu tanaman biasanya akan diolah lagi untuk kebutuhan industri furnitur.

"Harga rata-rata moulding berbasis kayu alam itu saat ini dipatok senilai US$800 per m3, sedangkan moulding berbasis kayu tanaman dipatok senilai US$350 per m3," ujar Purwadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Lucky Leonard
Terkini