Pemerintah Harus Ciptakan Iklim Wirausaha

Bisnis.com,24 Jul 2019, 12:00 WIB
Penulis: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Wali Kota Bogor Bima Arya (kedua kiri) menghadiri acara Program Wirausaha ASN dan Pensiunan di SICC, Sentul, Bogor, Jawa Barat, Rabu (16/1/2019)./ANTARA FOTO-Yulius Satria Wijaya

Bisnis.com, JAKARTA -- Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) meminta pemerintah untuk menciptakan iklim yang memastikan tumbuhnya usaha mandiri menjadi lebih mudah. 

Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani menyatakan dengan potensi bonus demografi di masa depan, pemerintah perlu menciptakan iklim yang memastikan tumbuhnya wirausaha menjadi lebih mudah. Apalagi, generasi milenial menurut Shinta memiliki kecenderungan membangun usaha mereka sendiri.

"Perubahan ini dari future of jobs, sustainable resource ada perubahan drastis tentu dengan automisasi. Makanya the whole ecosystem harus diubah juga paradigma dari dunia usaha apa yang harus dikerjakan dari segi pekerjaan," terang Shinta, Selasa (23/7/2019).

Dia menyatakan, pelaku usaha pun aktif untuk melakukan pemetaan terkait potensi pengembangan sumber daya manusia dan peluang pembangunan.

"Maka butuh regulasi dari dunia usaha partisipasinya harus memperhatikan program yang mengembangkan skill tenaga kerja kita. Ini jadi perhatian dunia usaha," ujarnya.

Dia hanya menegaskan pemerintah memiliki pekerjaan rumah untuk segera memberi arah pembangunan industri ke depan. Sehingga bisa terjalin mekanisme link and match antara sumber daya manusia dan pelaku usaha.

Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri menambahkan agar ke depan pemerintah dan segenap stakeholder bisa mengubah paradigma dalam bekerja. Fleksibilitas dunia kerja di masa depan harus tetap mendorong produktivitas tenaga kerja.

"Paradigma harus di-switch dari pekerja tetap menjadi ke tetap kerja. Maka nanti cara pemerintah juga akan berbeda," tutur Hanif.

Salah satu yang penting adalah penguatan pendidikan vokasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Achmad Aris
Terkini