IMF : Ekonomi Dunia Berada pada Situasi Genting

Bisnis.com,24 Jul 2019, 14:29 WIB
Penulis: Nirmala Aninda
Peserta berdiri di dekat logo Dana Moneter Internasional (IMF) dalam rangkaian Pertemuan IMF World Bank Group 2018, di Nusa Dua, Bali, Jumat (12/10/2018)./Reuters-Johannes P. Christo

Bisnis.com, JAKARTA -- International Monetary Fund (IMF) mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi global menunjukkan perlambatan dan berada pada situasi genting.

Menurut IMF, kondisi ini sebenarnya tidak perlu terjadi karena pada beberapa kasus, perlambatan ekonomi disebabkan oleh perilaku negara itu sendiri.

Dalam tulisan yang diunggah melalui blog IMF disebutkan bahwa dinamisme dalam ekonomi global saat ini tengah dibebani oleh ketidakpastian kebijakan yang berkepanjangan akibat ketegangan perdagangan yang terus meningkat meskipun Amerika Serikat dan China sepakat untuk melakukan gencatan senjata.

Di tambah lagi dengan ketegangan global yang mengancam rantai pasokan teknologi global serta prospek no-deal Brexit yang terus meningkat.

Menurut IMF, Konsekuensi negatif dari ketidakpastian kebijakan terlihat dalam tren divergen antara sektor manufaktur dan jasa, dan kelemahan signifikan dalam perdagangan global.

Dengan pertumbuhan global yang lemah dan risiko penurunan yang mendominasi prospek, ekonomi global tetap berada pada titik yang sulit.

"Kebijakan moneter harus tetap akomodatif terutama di mana inflasi melambat di bawah target. Tetapi perlu disertai dengan kebijakan perdagangan yang sehat yang akan meningkatkan prospek dan mengurangi risiko penurunan," tulis Kepala Ekonom IMF Gita Gopinath, seperti dikutip melalui blog IMF, Rabu (24/7/2019).

Dengan demikian, penting agar tarif tidak digunakan untuk menargetkan neraca perdagangan bilateral atau sebagai alat tujuan umum untuk mengatasi ketidaksepakatan internasional.

Gopinath juga menambahkan, untuk membantu menyelesaikan perselisihan, sistem perdagangan multilateral berbasis aturan (rules-based) harus diperkuat dan dimodernisasi untuk mencakup bidang-bidang seperti layanan digital, subsidi, dan transfer teknologi.

Di sisi lain, suku bunga rendah yang bertahan hingga saat ini, IMF menyarankan agar instrumen makroprudensial dapat digunakan untuk memastikan bahwa risiko keuangan tidak akan menumpuk.

Sementara itu, kebijakan fiskal harus menyeimbangkan tiga faktor utama antara lain pertumbuhan, kesetaraan, dan keberlanjutan, termasuk melindungi masyarakat yang paling rentan.

IMF mengimbau negara-negara dengan ruang fiskal yang lebar untuk berinvestasi dalam infrastruktur fisik dan sosial untuk meningkatkan potensi pertumbuhan.

Di samping menyiapkan kebijakan fiskal yang solid, kebutuhan mendesak saat ini adalah kerjasama global.

Selain menyelesaikan ketegangan perdagangan dan teknologi, negara-negara perlu bekerja sama untuk mengatasi masalah utama seperti perubahan iklim, perpajakan internasional, korupsi, keamanan dunia maya, dan peluang serta tantangan teknologi pembayaran digital yang baru menjadi tren.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Achmad Aris
Terkini