Bisnis.com, JAKARTA — Dana Pensiun Bank Rakyat Indonesia atau Dapen BRI menargetkan perolehan laba Rp2,3 triliun pada tahun ini, didorong oleh optimalisasi captive market dari anak-anak usaha grup BRI.
Direktur Utama Dapen BRI Mudjiharno M. Sudjono menjelaskan, target tersebut dipatok seiring tumbuhnya aset yang dikelola oleh Dapen BRI. Pada semester pertama tahun ini, aset Dapen BRI tercatat senilai Rp18,24 trilun atau tumbuh 3,07% dibandingkan posisi akhir tahun lalu senilai Rp17,69 triliun.
Posisi aset Dapen BRI pada penghujung 2018 tercatat sempat menurun 0,69% dibandingkan dengan 2017 yang senilai Rp17,81 triliun. Adapun, aset pada 2017 tersebut tercatat meningkat 9,22% dibandingkan dengan aset 2016 yang senilai Rp16,31 triliun.
Sudjono menyampaikan, sebagai anak perusahaan dari bank dengan aset terbesar di Indonesia, Dapen BRI akan fokus menggarap captive market dari bisnis-bisnis di grup BRI. Oleh karena itu, pihaknya akan mengembangkan anak-anak perusahaan yang bersinergi dengan bisnis grup BRI lainnya.
"Kami targetkan laba [tahun ini] Rp2,3 triliun. Kami akan masuk [membuat anak usaha] ke percetakan, hotel, properti, travel untuk haji dan umroh, sehingga itu semua cepat mendorong [pertumbuhan laba dan aset]. Kalau kami hanya di tradisional, menempatkan investasi di deposito, surat berharga negara [SBN], obligasi, akan susah tumbuhnya," ujar Sudjono kepada Bisnis usai perayaan ulang tahun emas Dapen BRI, Sabtu (28/7/2019).
Saat ini, Dapen BRI mengelola beberapa anak perusahaan, di antaranya yang bergerak dalam bidang asuransi umum, broker asuransi, leasing, manajemen properti, dan layanan teknologi informasi. Menurut Sudjono, anak-anak perusahaan tersebut mencatatkan pertumbuhan optimal karena didorong sinergi antar unit bisnis di grup BRI.
Hingga Juni 2019, tercatat aset Dapen BRI yang diinvestasikan mencapai Rp17,78 triliun atau sekitar 98% dari total aset. Pendapatan perseroan terhadap investasi tersebut tercatat senilai Rp746,51 miliar.
Berdasarkan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) 2019, Dapen BRI menargetkan nilai investasi sebesar Rp17,74 triliun dengan pendapatan senilai Rp1,2 triliun. Hingga semester pertama 2019, jumlah nilai investasi telah memenuhi target tersebut, sedangkan pendapatan masih terpaut Rp473,94 miliar untuk dipenuhi pada paruh kedua tahun ini.
Sudjono menjelaskan, pihaknya pun akan menggenjot optimalisasi aset yang tidak berjalan (idle) pada semester kedua ini. Optimalisasi tersebut menurutnya dilakukan melalui investasi penyertaan langsung dan kerja sama dengan pihak ketiga.
"Contohnya kami punya lahan strategis, di belakangnya ada lahan kosong, kami kerja samakan lahan yang kosong itu. Kami punya tanah luas di Cengkareng, kemudian kami kerja samakan [dengan membangun] 3 tower apartemen kemudian bagi hasil, cepat itu [memberikan keuntungan], daripada hanya menjual tanahnya," ujar dia.
Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Suprajarto menjelaskan, dirinya optimistis bahwa Dapen BRI akan terus tumbuh yang didorong oleh sinergi sembilan anak perusahaan BRI.
Dia menjelaskan, saat ini masih terdapat captive market dari anak-anak perusahaan BRI yang digarap oleh pihak di luar grup. Menurut Suprajarto, secara perlahan, captive market tersebut akan beralih dan digarap oleh Dapen BRI.
Menurut Suprajarto, langkah tersebut dapat terus menggenjot aset dari Dapen BRI. Bahkan, dia optimististis strategi optimalisasi captive market tersebut dapat menjadikan Dapen BRI sebagai perusahaan swasta pengelola dana pensiun dengan aset terbesar.
"Saat ini, Dapen BRI itu [perusaahan dapen] yang kedua terbesar [berdasarkan aset], saya yakin nanti bisa jadi yang pertama," ujar Suprajarto kepada Bisnis.
Hingga Juni 2019, Dapen BRI memiliki total peserta lebih dari 47.000 orang yang terdiri dari 18.000 orang peserta aktif, 25.000 orang pensiunan, dan sebanyak 2.000 orang peserta yang berada dalam masa tunggu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel