Sri Mulyani Optimistis Kinerja Investasi Semester II Bakal Lebih Tinggi

Bisnis.com,30 Jul 2019, 17:05 WIB
Penulis: Muhamad Wildan
Menteri Keuangan Sri Mulyani menjadi pembicara di seminar internasional bertajuk 'Indonesia Automotive Industry Readiness Towards Industry 4.0' di arena GIIAS 2019, ICE, BSD, Tangerang, Rabu (24/7/2019). Menkeu meminta para pelaku bisnis otomotif terus mempertahankan kemajuan ekonomi dibidang otomotif. Foto ANTARA

Bisnis.com, JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati optimistis pertumbuhan investasi pada semester II/2019 bakal lebih tinggi dari semester I/2019.

Seperti yang telah diketahui sebelumnya, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyebutkan realisasi investasi semester I/2019 mencapai Rp395,6 triliun.

Baik realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) ataupun penanaman modal asing (PMA) keduanya naik 16,4% dan 4% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Sri Mulyani mengatakan pada semester II/2019 akan lebih baik karena Pemilu 2019 sudah selesai diselenggarakan serta didukung oleh arah kebijakan presiden yang sedang memacu investasi serta ekspor.

"Kita sudah keluarkan kebijakan yang meningkatkan investasi seperti tax holiday, allowance, dan kemudahan lain seperti restitusi agar dunia usaha bisa gunakan resource-nya untuk meningkatkan usahanya," kata Sri Mulyani, Selasa (30/7/2019).

Selain itu, perekonomian Indonesia juga dipandang stabil dan koordinasi antarkementerian cukup harmonis serta memiliki arah kebijakan yang sejalan sehingga menimbulkan optimisme.

"Anda lihat hari ini di headline SoftBank datang untuk investasi, Indonesia memiliki potensi start up yang bisa dilambungkan menjadi unicorn," kata Sri Mulyani.

Di sektor pariwisata, pemerintah terus menggunakan berbagai instrumen baik anggaran maupun non-anggaran dalam rangka meningkatkan potensinya.

Investasi tahun ini juga dipandang bakal lebih baik dibandingkan dengan 2018 di mana terjadi disrupsi akibat ketidakpastian global yang diikuti dengan kenaikan suku bunga dan depresiasi nilai tukar di seluruh negara berkembang.

"Suku bunga meningkat dan ketidakpastian global itu juga menekan nilai tukar sehingga capital outflow terjadi, sekarang terjadi kebalikan," ujar Sri Mulyani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Achmad Aris
Terkini