Bisnis.com, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berharap sektor keuangan tumbuh berkualitas di tengah situasi yang mulai kondusif. Penurunan suku bunga dan likuiditas yang mulai membaik akan menjadi momentum.
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menjelaskan bahwa dia kpertumbuhan berkualitas yang dimaksud adalah dapat menyokong 4 komponen. “Sektor keuangan harus cari sektor untuk mendorong tenaga kerja, ekspor, memperkuat barang subtitusi impor, dan ramah lingkungan,” katanya usai rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Bank Indonesia, Jakarta, Selasa (30/7/2019).
Adapun fungsi intermediasi sektor perbankan tumbuh 9,92 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) per Juni 2019. Listrik, air, dan gas, konstruksi, serta pertambangan menjadi tiga sektor utama yang berkontribusi signifikan.
Pertumbuhan kredit bank tersebut mengalami perlambatan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yang mencapai 10,75 persen yoy. Capaian Juni 2019 pun merupakan yang paling rendah selama periode Januari--Juni 2019.
Sementara itu dana pihak ketiga (DPK) justru menunjukan peningkatan. Setelah mengalamai tren perlambatan, per Juni 2019 DPK naik 7,42 persen yoy, lebih tinggi dibandingkan dengan capaian Juni 2018, 6,99 persen yoy.
Pertumbuhan DPK disokong oleh meningkatnya deposito dan giro perbankan. Selanjutnya dengan kebijakan Bank Indonesia memangkas giro wajib minimum (GWM) dan penurunan suku bunga acuan akan membuat ruang lebih bagi likuiditas bank.
Adapun hingga Juni 2019, Wimboh mengklaim likuditas dan permodalan terbilan memadai untuk memnuhi permintaan kredit. Indikator likuiditas perbankan masih berada di atas ambang batas ketentuan dengan rasio aset likuid terhadap non-core deposit (AL/NCD) sebesar 90,09 persen, sedangkan sisi rasio kecukupan permodalan (capital adequacy ratio/CAR) perbankan tercatat di posisi 23,18 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel