Iklim Investasi Kondusif, Produsen Otomotif Global Minati Indonesia

Bisnis.com,31 Jul 2019, 06:43 WIB
Penulis: Thomas Mola & Aprianus Doni Tolok
Wuling Almaz di Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2019. /Foto BISNIS.COM-Thomas Mola

Bisnis.com, JAKARTA - Industri otomotif bakal kebanjiran investasi. Toyota dan Hyndai akan menggelontorkan dana investasi hingga Rp50 triliun dalam lima tahun ke depan.

Selain itu, BYD juga digadang-gadang akan mengikuti jejak Wuling dan DFSK yang lebih dulu membangun pabrik di Indonesia.

Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi mengatakan bahwa iklim investasi Indonesia sangat kondusif, sehingga merek-merek global tertarik untuk masuk Indonesia.

"Jepang dengan 125 juta penduduk demikian majunya transportasi dan pabrik kendaraannya. Mereka bisa menjual lima juta mobil per tahun. Nah kalo Indonesia seperti Jepang 20 tahun lagi kita bisa jualan 10 juta mobil. Itu sebabnya mereka berlomba-lomba masuk Indonesia," ujarnya kepada Bisnis beberapa waktu lalu.

Menurutnya, Indonesia masih memiliki potensi pasar yang besar mengingat jumlah penduduknya yang sangat banyak dan rasio kepemilikan kendaraan yang masih minim. Namun, merek-merek global tersebut, kata Nagoi, harus dilokalkan alias membangun pabrik di Indonesia.

Nangoi mengatakan bahwa BYD juga berencana untuk berinvestasi mengembangkan kendaraan listrik di dalam negeri. Namun, dia belum dapat memastikan waktu dan besaran investasi yang akan disuntikkan pabrikan bus asal China itu.

Adapun pabrik otomotif yang sudah ada saat ini mampu memproduksi sekitar 2,25 juta kendaraan dan baru dimanfaatkan sekitar 59% pada tahun lalu.

PT Mitsubishi Krama Yudha Indonesia (MMKI) akan meningkatkan produksi hingga 220.000 unit pada tahun fiskal 2020. Peningkatan ekspor menjadi salah satu alasan kapastitas pabrik ditingkatkan.

HR dan GA Director MMKI, Prianto mengatakan bahwa pada tahun fiskal 2020, kapasitas produksi MMKI meningkat hingga 220.000 unit dan untuk Xpander mengambil porsi 160.000 unit.

"Dari 160,000 unit tersebut, sekitar 30% dialokasikan untuk kebutuhan ekspor," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Galih Kurniawan
Terkini