Gunung Kerinci Erupsi, Penerbangan Dipastikan Normal

Bisnis.com,01 Agt 2019, 07:37 WIB
Penulis: Rio Sandy Pradana
Kendaraan pemudik melintasi Jalan Raya Jambi-Sumbar via Kerinci di Kayu Aro, Kerinci, Jambi./ANTARA FOTO-Wahdi Septiawan

Bisnis.com, JAKARTA – Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan memastikan penerbangan dari dan ke Jambi masih beoperasi normal dan tidak terkendala dengan erupsi Gunung Kerinci.

Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Polana B. Pramesti mengatakan saat ink erupsi yang terjadi tidak berdampak pada aktivitas penerbangan. Semua stakeholder terkait diimbau untuk terus melakukan koordinasi dan memantau aktivitas erupsi.

“Demi keselamatan penerbangan, kami akan terus berkoordinasi dan berkomunikasi dengan seluruh stakeholder penerbangan untuk memantau kondisi terbaru dari aktivitas Gunung Kerinci, sehingga kendala yang ditemukan dapat diselesaikan sedini mungkin tanpa mengurangi tingkat keselamatan yang berlaku,” kata Polana dalam siaran pers, Rabu (31/7/2019).

Sementara itu, AirNav Indonesia melalui ASHTAM NO : VAWR 1901 pada 31 Juli 2019 pukul 06.00 UTC melaporkan, status Gunung Kerinci masih berada pada status aman/Orange Alert dan tidak ada pengalihan rute penerbangan serta pengalihan rute alternatif, namun level jelajah masih cukup tinggi.

Secara terpisah, Kepala Otoritas Bandar Udara Wilayah VI Padang Agoes Soebagio mengatakan,  jalur penerbangan domestik di wilayah Jambi dan sekitarnya masih pada level aman.

“Koordinasi telah dilakukan dengan bandara setempat. Jalur penerbangan domestik Jakarta-Padang  dan wilayah Jambi masih berada pada aktivitas normal, sedangkan penerbangan internasional terbang pada ketinggian yang cukup tinggi sehingga tidak berdampak,” kata Agoes.

Apabila terdapat peningkatan aktivitas Gunung Kerinci, lanjutnya, jalur penerbangan akan segera di alihkan. Abu vulkanik bergerak menuju Timur Laut dari puncak Gunung Kerinci.

Perkembangan aktivitas penerbangan terbaru akan diperbarui berkala oleh AirNav Indonesia pada 6 jam, 12 jam, dan 18 jam setelah dikeluarkannya Ashtam pertama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: M. Taufikul Basari
Terkini