Bisnis.com, JAKARTA — Penguatan konsorsium asuransi perikanan dinilai dapat mendorong akses sektor budi daya perikanan, khususnya dalam skala kecil, untuk mendapatkan askes terhadap layanan keuangan.
Direktur Pengembangan Bisnis PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) atau Jasindo Sahata L. Tobing menjelaskan, sektor budi daya perikanan dalam skala kecil belum sepenuhnya tersentuh oleh layanan keuangan konvensional. Salah satu alasannya, menurutnya, terdapat risiko yang tinggi dari sektor tersebut tetapi belum terproteksi.
Oleh karena itu, menurut Sahata, konsorsium asuransi perikanan perlu didorong untuk meningkatkan proteksi kepada para pembudidaya ikan dan udang. Dengan adanya proteksi melalui asuransi, para pembudidaya akan lebih terjamin saat hendak mencari pembiayaan untuk meningkatkan kapasitas bisnisnya.
"Kami [konsorsium] mendorong perbankan dan industri keuangan masuk ke sana [sektor budidaya perikanan], selama ini belum banyak masuk kan karena dianggap berisiko tinggi. Dengan adanya asuransi maka akan lebih terjamin, bunga bank [untuk pembiayaan pembudidaya] dapat lebih ekonomis," ujar Sahata pada Kamis (1/8/2019).
Saat ini, konsorsium asuransi perikanan yang terdiri dari 12 perusahaan asuransi bekerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Kementerian Kelautan dan Perikanan meluncurkan produk Asuransi Usaha Budidaya Udang (AUBU) Komersial dan mengembangkan Asuransi Perikanan Bagi Pembudidaya Ikan Kecil (APPIK). Kedua produk tersebut akan memproteksi komoditas yang diasuransikan dan kegagalan usaha akibat bencana alam.
Pengembangan kedua produk tersebut menurutnya akan diiringi oleh komunikasi konsorsium dengan sektor perbankan dan pembiayaan, bahwa para pembudidaya kini memiliki proteksi sehingga penyaluran pinjaman akan lebih terjamin.
"Nanti kami juga akan mendorong OJK agar menyurati [sektor] perbankan, bahwa kami [konsorsium] sudah memproteksi budidaya ikan. Perbankan pun nanti akan lebih secure untuk masuk [menyalurkan pembiayaan] ke budi daya," ujar dia.
Jasindo, perusahaan asuransi umum plat merah tersebut memimpin konsorsium asuransi perikanan. Kesebelas perusahaan lain yang tergabung di sana adalah PT Asuransi Central Asia (ACA), PT Asuransi Astra Buana, PT Asuransi Bhakti Bayangkara, PT Asuransi Binagriya, PT Asuransi Jasa Tania (Jastan) Tbk., PT Asuransi Mega Pratama, PT Asuransi Bringin Sejahtera Artamakmur, PT Asuransi Kredit Indonesia (Persero), PT Asuransi Purna Artanugraha (Aspan), PT Asuransi Ekspor Indonesia atau Asei (Persero), dan PT Asuransi Jasaraharja Putera.
Sahata menjelaskan, saat ini konsorsium tersebut telah memproteksi sekitar 13.000 pembudidaya. Selain meningkatkan jumlah pembudidaya yang terproteksi, menurutnya, persebaran nasabah pun menjadi perhatian utama untuk mendorong geliat industri budi daya ikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel