Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. menggelontorkan Rp225 miliar kepada anak usaha PT BNI Sekuritas. Aksi korporasi ini merupakan bagian dari rencana penyertaan modal kepada PT Fintek Karya Nusantara (Finarya), pengelola LinkAja.
General Manager Pengelola Perusahaan Anak BNI Afien Yuni Yahya membenarkan hal tersebut. “[Suntikan modal] di BNI Sekuritas, sebagiannya untuk Finarya,” katanya kepada Bisnis, Kamis (1/8/2019).
Setelah aksi korporasi tersebut, modal disetor BNI Sekuritas berubah dari Rp133,13 miliar menjadi RpRp433,13 miliar. Komposisi akhir pemegang saham akan berubah bila SBI Financial Services, Co. Ltd, pemegang saham lain, tidak mengambil halnya.
Apabila SBI Financial Services tidak mengambil porsinya, maka kepemilikan BBNI di BNI Sekuritas terdilusi menjadi 7,68% dari sebelumnya mencapai 25%. Sementara itu kepemilikan saham BBNI di BNI Sekuritas menjadi 92,32%.
Penambahan modal tidak mengubah pengendalian perseroan terhadap BNI Sekuritas. Dengan demikian perseroan tetap menjadi pemegang saham pengendali.
Setelah menyuntik modal kepada anak usaha PT BNI Sekuritas, BNI masih menyimpan rencana pertumbuhan anorganik tahun ini, yakni pendirian modal ventura dan pengembangan bisnis general insurance, dan pengembangan bisnis digital banking. Perseroan menyiapkan anggaran sekitar Rp4 triliun untuk memfasilitasi ekspansi anorganik BNI pada tahun ini.
Adapun selanjutnya untuk penyertaan modal kepada Finarya, BNI berharap akan dapat dilakukan melalui perusahaan modal ventura. Perseroan masih menyisakan dua tahap untuk memiliki perusahaan patungan antar perusahaan pelat merah tersebut.
Sebelumnya Direktur Keuangan BNI Anggoro Eko Cahyo telah menyatakan bahwa untuk penyertaan modal tahap pertama ke Finarya, BNI akan menggunakan BNI Sekuritas. BNI sekuritas menjadi kendaraan sebab jadwal penyertaan modal ke Finarya tahap pertama jatuh pada 31 Juli 2019 lalu. Sebagai sebuah bank BNI tak bisa langsung menyertakan modal ke Finarya yang bukan lembaga jasa keuangan.
“Untuk penyertaan modal kedua dan ketiga tentunya kami harap akan dilakukan melalui perusahaan modal ventura,” kata Anggoro belum lama ini.
BNI kelak akan memiliki sekitar 17% saham Finarya. Perseroan menyiapkan dana Rp600 miliar.
Anggoro mengatakan bahwa akusisi asuransi umum dan bank juga telah masuk dalam rencana bisnis bank (RBB) tahun ini. Namun perusahaan akan mendahulukan pendirian perusahaan modal ventura karena memiliki kepentingan untuk penyertaan modal ke Finarya.
Sementara itu per Juni 2019, BNI mencatat laba bersih sebesar Rp7,63 triliun atau naik 2,7% secara tahunan. Capaian itu terpaut jauh dengan kinerja periode yang sama tahun lalu, di mana laba bersih tumbuh 16% yoy.
Tahun ini bank tertekan dari segi beban dana. Perseroan mencatat pertumbuhan NII hanya sebesar 1% yoy, yakni menjadi Rp17,61 triliun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel