PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH : Saatnya Jawa Tengah Bergerak

Bisnis.com,02 Agt 2019, 09:16 WIB
Penulis: Alif Nazzala Rizqi & Hafiyyan
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (kanan) bersama Direktur Utama Bank Jateng Supriyatno memberikan penjelasan tentang Borobudur Marathon 2019, di Jakarta, Selasa (18/6/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyampaikan, sejumlah investor dari berbagai sektor seperti produk alas kaki, elektronik, tekstil sampai makanan dan minuman berminat berinvestasi. Investor ingin membenamkan modal karena mengganggap Jateng menguntungkan dari sisi bisnis.

“Beberapa yang sudah masuk relatif kerasan dengan kultur, dengan kinerja masing-masing. Nah, ini mereka melihat Jateng seksi banget untuk mereka berinvestasi,” katanya.

Dalam menarik investasi, pemerintah perlu memberikan kenyamanan kepada para investor. Kenyamanan yang diberikan antara lain menjamin kondusivitas wilayah, memberi kemudahan, dan menerapkan insentif yang menarik.

Di sisi lain, Pemrov Jateng berkomitmen memajukan sektor infrastruktur untuk mendukung konektivitas. Salah satunya ialah mempercepat pengembangan Jalan lingkar selatan selatan (JLSS) Jawa yang belum tertangani sepanjang 46,07 kilometer dari total panjang 211,95 kilometer.

Pembangunan jalan yang belum tertangani diusulkan agar dibiayai APBN. Untuk pembebasan lahan dibutuhkan anggaran senilai Rp1,17 triliun dan konstruksi sebesar Rp1,1 triliun.

Selain itu, dia akan mendorong percepatan pembangunan jalan tol Solo-Yogyakarta, tol Bawen-Yogyakarta, dan tol tanggul laut Semarang-Demak. Masing-masing proyek membutuhkan investasi senilai Rp22,5 triliun, Rp13,69 triliun, dan Rp15,4 triliun.

“Kami sudah siapkan secara detil, faktor yang bisa mendorong pertumbuhan. Sudah ada strategi yang disiapkan dan pekerjaan yang disiapkan,” kata Ganjar.

Di bidang perkeretaapian, Jateng memiliki jalur melingkar yang bisa mendukung jalur transportasi penumpang dan bahan bakar gas untuk industri. Fasilitas Kereta Api (KA), akan mendukung pembukaan kawasan industri di sisi selatan.

Menurut Ganjar, salah satu investor potensial yang akan masuk ke wilayah tersebut ialah perusahaan baja. Nilai investasi yang bakal digelontorkan senilai US$2,54 miliar, atau Rp35 triliun.

Namun, dia menyatakan kebijakan perizinan belum seragam antara pemerintah provinsi dengan pusat. Oleh karena itu, Ganjar berharap adanya dukungan perizinan, sehingga industri tersebut dapat membantu memenuhi kebutuhan baja nasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hendra Wibawa
Terkini