JaringLaut Efisienkan Pemasaran Komoditas Laut

Bisnis.com,05 Agt 2019, 20:55 WIB
Penulis: Oktaviano DB Hana
Perkembangan industri fintech (financial teknologi) atau teknologi finansi (tekfin) di Indonesia 2016 hingga 2018./Bisnis-Ilham Nesaba

Bisnis.com, JAKARTA – Kehadiran JaringLaut, marketplace yang dibentuk PT Seva Kreasi Digital (DanaLaut),diharapkan mampu mendorong mata rantai distribusi komoditas kelautan menjadi jauh lebih efektif dan efisien.

Direktur Utama DanaLaut Niko Ariansyah mengatakan, pihaknya menghadirkan marketplace itu untuk memberikan akses pasar yang luas bagi pemasaran rumput laut dan garam. Marketplace tersebut nantinya akan menghubungkan Badan Usaha Milik Desa atau Bumdes dengan akses pasar.

DanaLaut sendiri merupakan teknologi finansial atau peer-to-peer lending untuk usaha sektor kelautan,

“Dengan adanya JaringLaut sebagai marketplace untuk hasil produksi Bumdes, mata rantai distribusi yang tadinya panjang menjadi jauh lebih efektif dan efisien, sehingga mampu menjaga stabilitas harga dan membawa keuntungan lebih bagi petani dan nelayan,” ungkap Niko pekan lalu.

Menurutnya, keberadaan marketplace ini sangat dibutuhkan karena akses pasar masih menjadi kendala bagi petani rumput laut dan garam akibat panjangnya rantai distribusi kedua komoditas tersebut. Umumnya, petani rumput laut dan garam menjual hasil produksinya ke koperasi.

Namun tak sedikit yang menjualnya ke pengepul dengan harga di bawah harga pasaran.

Adapun, JaringLaut juga telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) pekan lalu.

Dengan adanya perjanjian kerja sama itu, Bumdes di puluhan kabupaten akan terhubung dengan akses pasar secara digital berbasis aplikasi JaringLaut.

Penandatanganan kerja sama itu pun ini dihadiri Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) dari sembilan provinsi dan Dinas Kelautan dan Perikanan dari 26 kabupaten.

“DanaLaut dan Kemendes PDTT memiliki perhatian yang sama, bahwa kekayaan lautan Indonesia harus dirasakan oleh seluruh masyarakat, terlebih bagi para petani dan nelayan,” kata Niko.

Dirjen Pembangunan Daerah Tertinggal, Kemendes PDTT, Samsul Widodo menilai, kerja sama itu diharapkan mampu menyelesaikan permasalahan yang sering dirasakan petani dan Bumdes, yaitu akses pasar maupun akses permodalan.

Bila Bumdes terhubung dengan akses pasar dan modal, maka pengelolaannya ke depan diharapkan dapat semakin profesional dan mandiri.

“Selain itu, para petani nantinya akan mendapat pembinaan dari JaringLaut agar mampu menghasilkan rumput laut sesuai dengan standar pasar,” jelasnya.

Pada awal kerja sama itu, JaringLaut dan Kemendes PDTT akan memulai dari Bumdes-bumdes yang berasal dari 26 kabupaten untuk menggunakan aplikasi JaringLaut. Diharapkan dalam beberapa bulan ke depan, semakin banyak Bumdes, koperasi, dan pelaku usaha kelautan lainnya yang bergabung untuk menggunakan JaringLaut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Emanuel B. Caesario
Terkini