Pemerintah Targetkan Perbesar Pangsa Pasar CPO di Argentina

Bisnis.com,06 Agt 2019, 20:07 WIB
Penulis: Iim Fathimah Timorria
Minyak sawit/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menargetkan ekspor minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) ke Argentina dapat tumbuh positif secara bertahap menyusul usaha lobi yang dilancarkan pemerintah ke negara tersebut.

Sebagai negara produsen CPO terbesar di dunia, Amran menyebutkan ekspor komoditas tersebut ke Argentina masih kecil, baru mencakup 4 persen dari total volume impor minyak kelapa sawit. Ia pun menceritakan bahwa upaya peningkatan ekspor CPO menjadi salah satu pembahasan yang ia bawa kala bertemu dengan Presiden Argentina Mauricio Marci pada penghujung Juli lalu.

"Kami baru saja dari Argentina, CPO kita peringkat keempat di negara tersebut. Kami minta kalau bisa bertengger nomor satu sebagai pemasok terbesar. Volume kita hanya 4 persen di sana. Kalau bisa, kita naikkan bertahap ke sana 10 persen, 20 persen, 30 persen," ujar Amran di Jakarta, Selasa (6/8/2019).

Berdasarkan data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), volume ekspor CPO dan palm kernel oil (PKO) masih didominasi China dengan volume total sebanyak 2,10 juta ton sepanjang Januari-Mei 2019. Posisi kedua diduduki negara-negara anggota Uni Eropa sebanyak 2,02 juta ton dan disusul India sebanyak 1,84 juta ton.

Amran tidak merinci besaran volume ekspor CPO ke Argentina dalam beberapa tahun terakhir, namun berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sepanjang 2018 lalu nilai ekspor CPO mencapai US$17,89 miliar, turun dibanding capaian nilai ekspor pada 2017 yang menyentuh US$20,34 miliar. Dari besaran tersebut, BPS mencatat volume ekspor ke mitra dagang nontradisional pada 2018 berjumlah 6,44 juta ton.

Selain mendorong ekspor CPO ke Argentina, buah-buahan tropis juga menjadi komoditas yang ditawarkan Indonesia ke Argentina. Kedua negara rencananya akan menandatangani kerja sama peningkatan perdagangan bidang pertanian pada September mendatang di Jakarta.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, pada 2018 lalu total perdagangan kedua negara mencapai US$1,67 miliar. Dari total perdagangan tersebut, Indonesia membukukan defisit perdagangan sampai US$1,2 miliar. 

Angka defisit ini meningkat dibandingkan defisit pada 2017 yang sebesar US$891,22 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Lucky Leonard
Terkini