Shana mengungkapkan terdapat tantangan untuk menjadikan Labuan Bajo sebagai destinasi kelas premium. Salah satunya yakni kesiapan SDM dan masyarakat untuk menerima percepatan pembangunan Labuan Bajo.
Pihaknya terus mempersiapkan SDM lokal yang tidak hanya menjadi pekerja tetapi juga wirausahawan di sektor pariwisata.
Saat ini BOP Labuan Bajo Flores telah melakukan rangkaian pelatihan kompetensi, sertifikasi profesi, dan gerakan sadar wisata bagi masyarakat setempat. Kegiatan itu bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi sumber daya manusia agar dapat melayani para wisatawan domestik dan manca negara.
"Untuk SDM nasional, susah untuk mereka pindah ke Labuan Bajo, jadi pakai SDM lokal. Kami terus mempersiapkan SDM yang lebih mengerti destinasi wisata premium seperti apa," katanya.
Permasalahannya saat ini juga terkait banyaknya sampah yang berasal dari wisatawan. Menurutnya, dengan menjadi destinasi wisata premium permasalahan sampah ini akan berkurang karena sudah lebih aware sehingga dapat mengurangi rusaknya destinasi.
Shana menuturkan ada tiga hal menarik di Labuan Bajo, yang dikenal dengan 3A, yaitu atraktif, aksesibilitas, dan amenitas.
Atraksi Labuan Bajo terdiri atas Wisata alam Taman Nasional Komodo, Goa Batu Cermin, Kampung Cecer, Liang Ndara. Tiga aksesibilitas Labuan Bajo adalah bandar udara internasional Komodo, pelabuhan dan marina Labuan Bajo, dan jalan trans Flores. Untuk amenitas Labuan Bajo terdiri atas, fasilitas pariwisata, fasilitas umum seperti Rumah Sakit Siloam, dan pra.sarana umum (kelistrikan, telekomunikasi, dan kebersihan).
"Untuk akomodasi, saat ini sudah ada bintang 5, Ayana. Lalu akan masuk Four Season dan St. Regis," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel