Dana Kelolaan Mandiri Investasi Naik 2,07 Persen pada Juli 2019

Bisnis.com,07 Agt 2019, 12:57 WIB
Penulis: Dwi Nicken Tari
Direktur PT Mandiri Manajemen Investasi (Mandiri Investasi) Ferry I. Zen (dari kiri), berbincang dengan Direktur Utama Alvin Pattisahusiwa, dan Direktur S Endang Astharanti di sela-sela Market Outlook 2018, di Jakarta, Kamis (25/1)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA—Mandiri Manajemen Investasi mencatatkan kenaikan dana kelolaan sebesar 2,07 persen sepanjang Juli 2019.

Direktur Pemasaran dan Produk Mandiri Manajemen Investasi Endang Astharanti menyampaikan, pada bulan lalu telah terjadi kenaikan net subscription atau pembelian reksa dana yang masuk dari produk reksa dana terproteksi dan pasar uang.

Tercatat, net subscription dari fund manager pelat merah tersebut naik 100% atau sekitar Rp740 miliar pada Juli dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Hal itu pun mendorong pertumbuhan asset under management (AUM) perseroan sebesar 2,07 persen ke level Rp56,53 triliun per 31 Juli 2019 dari sebelumnya Rp55,38 triliun.

“Pendorong peningkatan AUM adalah dari reksa dana terproteksi dan reksa dana pendapatan tetap,” ujar Asti kepada Bisnis.com, Selasa (6/8/2019).

Dirinya menjelaskan, Mandiri Investasi melihat preferensi nasabah terhadap reksa dana terproteksi masih tinggi dan diminati investor sebagai produk yang cukup konservatif.

Sementara itu, produk reksa dana pendapatan tetap juga banyak dipilih oleh investor karena tertopang oleh positifnya kinerja pasar obligasi pada Juli.

Namun, Asti mengingatkan, tekanan terhadap mata uang dan pasar valuta asing yang dipengaruhi oleh ketengangan perang dagang AS dan China bakal menjadi tantangan tersendiri.

Pasalnya, kondisi tersebut membuat ketidakpastian di pasar global sehingga secara teknikal dapat meningkatkan volatilitas pasar.

Dari sisi domestik, Mandiri Investasi melihat pertumbuhan ekonomi akan lebih stabil pada paruh kedua tahun ini kendati berada dalam lingkungan yang penuh tantangan (challenging environment).

“Sampai dengan akhir tahun, potensi reksa dana masih akan bertumbuh, kami melihat potensi pertumbuhan di kelas aset saham dan obligasi masih memiliki potensi return yang positif pada akhir tahun,” imbuh Asti.

Dengan demikian, investor akan memiliki potensi imbal hasil yang positif dengan berinvestasi di reksa dana saham maupun pendapatan tetap.

Di samping itu, lanjut Asti, reksa dana pasar uang dan reksa dana terproteksi akan tetap menjadi pilihan bagi investor dengan profil risiko konservatif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ana Noviani
Terkini