BERITA PASAR 8 AGUSTUS: Emas Kian Berkilau, Indonesia ‘Serang Balik’ China

Bisnis.com,08 Agt 2019, 08:14 WIB
Penulis: Aprianto Cahyo Nugroho
Pekerja memeriksa kualitas lempengan baja panas di pabrik pembuatan hot rolled coil (HRC) PT Krakatau Steel (Persero) Tbk di Cilegon, Banten, Kamis (7/2/2019)./ANTARA-Asep Fathulrahman

Bisnis.com, JAKARTA – Berita mengenai makin menguatnya harga emas serta Indonesia memperpanjang pengenaan bea masuk antidumping terhadap produk baja China menjadi sorotan edisi harian Bisnis Indonesia, Kamis (8/8/2019).

Berikut beberapa perincian topik utamanya:

Emas Kian Berkilau. Harga logam mulia melanjutkan reli penguatan hingga US$1.501,2 per troy ounce, level tertinggi sepanjang 6 tahun terakhir, seiring dengan eskalasi ketidakpastian perekonomian global.

Indonesia ‘Serang Balik’ China. Indonesia memperpanjang pengenaan bea masuk antidumping (BMAD) terhadap barang impor China berupa produk baja, yakni hot rolled plate. Langkah tersebut hanya berselang beberapa pekan saja setelah Negeri Panda mengenakan BMAD atas produk besi dan baja RI.

Indonesia Buka Impor Unggas. Indonesia terpaksa membuka keran impor unggas asal Brasil agar terhindar dari tindakan balasan atau retaliasi oleh 47 negara, terkait dengan keputusan WTO yang memenangkan gugatan Negeri Samba tersebut.

Trump Agresif, Jinping ‘Dingin’. Aksi Donald Trump dengan Xi Jinping seolah menjadi pertempuran tiada akhir. Perwakilan kedua negara sebenarnya telah melakukan negosiasi beberapa kali. Bahkan, ‘gencatan senjata’ juga telah disepakati.

Obligasi Eropa Jadi Instrumen Investasi Paling Aman. Ancaman yang meningkat dari perang mata uang global telah memacu reli obligasi Eropa yang belum pernah terjadi sebelumnya. Di saat ketegangan perang dagang telah memicu arus modal berpindah ke aset teraman di zona euro, Bank Sentral Eropa (ECB) yang merupakan pembeli utama utang di kawasan ini tampaknya akan memiliki saingan, yakni Bank Sentral Swiss (SNB).

Broker Masih Panen Transaksi. Transaksi broker saham sepanjang bulan lalu masih melanjutkan tren positif yang terjadi pada semester pertama 2019, ditopang oleh sentimen perang dagang antara Amerika Serikat dan China.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rahayuningsih
Terkini