BERITA PASAR 9  AGUSTUS: Selamat Datang Mobil Listrik, Tarif Final Perlu Pembenahan?

Bisnis.com,09 Agt 2019, 08:10 WIB
Penulis: Aprianto Cahyo Nugroho
Stasiun penyediaan listrik umum (SPLU)/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Berita mengenai penandatanganan peraturan presiden mengenai mobil listrik serta tidak idealnya penerapan skema tarif final pajak menjadi sorotan edisi harian Bisnis Indonesia, Jumat (9/8/2019).

Berikut beberapa perincian topik utamanya:

Selamat Datang Mobil Listrik. Era pengembangan kendaraan listrik di dalam negeri bakal segera dimulai, setelah Presiden Joko Widodo menandatangani peraturan presiden tentang mobil ramah lingkungan itu. Kehadiran perpres itu pun disambut positif oleh pelaku usaha yang telah lama menunggu kejelasan regulasi tersebut.

Tarif Final Perlu Pembenahan? Penerapan skema tarif final dinilai tidak ideal dan kurang mencerminkan keadilan dalam pemungutan pajak. Apalagi dalam perkembangannya, skema tarif final turut berpotensi memperlebar gap penerimaan pajak sekaligus membuat elastisitasnya dengan produk domestik bruto (PDB) semakin tidak ideal.

Faktor Eksternal Masih Menghantui. Ketidakpastian ekonomi global yang disebabkan oleh tingginya tensi perang dagang antara Amerika Serikat dan China menjadi ancaman Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal II/2019.

Front Loading Jadi Andalan. Front loading strategy masih menjadi andalan pemerintah untuk memenuhi target pembiayaan pada tahun depan melalui penerbitan Surat Berharga Negara (SBN).

Ancaman Resesi Makin Nyata. Ancaman resesi global kian nyata sejalan dengan buruknya data ekonomi di beberapa kawasan. Di antaranya jebloknya kinerja manufaktur Jerman, ketidakpastian Brexit, ketegangan Jepang dan Korea Selatan, hingga perang tarif Amerika Serikat-China.

UE Tingkatkan Kerja Sama dengan Asean. Uni Eropa berkomitmen untuk terus meningkatkan kemitraan strategis dengan negara-negara di kawasan Asean

Kemitraan Pakistan-India Terhenti. Pakistan menurunkan hubungan diplomatik dan menangguhkan perdagangan bilateral dengan India. Langkah ini dilakukan setelah New Delhi mencabut otonomi bagi negara mayoritas Muslim yang disengketakan di Kashmir.

US$ Loyo, Minyak Energik. Harga minyak mulai memanas dipicu oleh stamina dolar AS yang mengendur dan rencana Arab Saudi yang bakal mengajak negara-negara produsen minyak di Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) membahas harga komoditas tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Mia Chitra Dinisari
Terkini