Bisnis.com, JAKARTA — Akumulasi hasil investasi 15 emiten asuransi sepanjang semester I 2019 melonjak 125,22% (year-on-year/yoy) dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Meskipun telah mencatatkan kinerja apik, industri asuransi dinilai harus tetap mencermati strategi investasi pada paruh kedua tahun ini.
Berdasarkan rekapitulasi yang dihimpun Bisnis dari laporan keuangan unaudited kelima belas emiten, akumulasi hasil investasi pada semester I 2019 mencapai Rp1,03 triliun. Jumlah tersebut meningkat pesat dibandingkan dengan akumulasi hasil investasi periode yang sama tahun lalu senilai Rp460,5 miliar.
Sebanyak 10 emiten menorehkan pertumbuhan hasil investasi mulai dari satu digit hingga empat digit. Sedangkan, 5 emiten lainnya mencatatkan penurunan hasil investasi pada semester I lalu.
PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk. (TUGU) mencatatkan pertumbuhan hasil investasi paling moncer. Perusahaan yang dikenal sebagai Tugu Insurance tersebut meraup hasil investasi Rp187,8 miliar pada semester I/2019, tumbuh meroket 2.241,2% (y-o-y) dari sebelumnya Rp8,02 miliar.
Pertumbuhan pesat lainnya dicatatkan oleh PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Tbk. (LIFE). Emiten tersebut mencatatkan pertumbuhan hasil investasi 202,5% (y-o-y), dari Rp188,9 miliar menjadi Rp571,7 miliar pada semester I tahun ini.
Setelah itu, pertumbuhan hasil investasi yang pesat secara tahunan lainnya ditorehkan oleh PT Lippo General Insurance Tbk. (LPGI) sebesar 144,6%, PT Asuransi Harta Aman Pratama Tbk. (AHAP) sebesar 124,2%, dan PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk. (MREI) atau Marein mencatatkan pertumbuhan sebesar 89,8%.
Presiden Direktur Tugu Insurance Indra Baruna menjelaskan, meningkatnya nominal investasi menjadi salah satu motor tumbuhnya hasil investasi perseroan. Berdasarkan laporan keuangan unaudited, nilai investasi TUGU pada semester I/2019 sebesar Rp5,64 triliun tumbuh 7,28% (year-to-date) dibandingkan dengan akhir 2018 sebesar Rp5,26 triliun.
Selain itu, menurut Indra, perdagangan surat utang yang mengalami kenaikan valuasi seiring ekspektasi penurunan suku bunga turut memengaruhi tumbuhnya hasil investasi Tugu Insurance.
"Perubahan mata uang fungsional dari US$ ke Rupiah juga berdampak pada peningkatan imbal hasil investasi," ujar Indra kepada Bisnis, Minggu (11/8).
Sementara itu, Presiden Direktur Lippo General Insurance Agus Benjamin menjelaskan, pertumbuhan hasil investasi perusahaannya didorong oleh peningkatan yield dari portofolio investasi.
"Tidak ada perubahan signifikan dari komposisi portofolio investasi, hasil investasi meingkat karena yield dari portofolio investasi meningkat," ujar Agus kepada Bisnis, Jumat (9/8).
Setali tiga uang, Presiden Direktur Marein Roby Loho menjelaskan membaiknya yield berperan penting dalam peningkatan hasil investasi pada semester I/2019. Menurut dia, rendahnya yield pada semester I/2018 membuat kinerja hasil investasi banyak emiten menurun kala itu.
Selain itu, dia menyampaikan, Marein pun melakukan pengelolaan komposisi instrumen investasi untuk menggenjot pertumbuhan hasil investasi pada paruh pertama tahun ini. Instrumen obligasi dan reksadana dari perseroan tercatat meningkat pada semester I/2019.
"Marein mengubah komposisi sarana investasi ke tools yang memberikan yield lebih tinggi, tapi tanpa meninggalkan prinsip prudentiality atau kehati-hatian," ujar Roby kepada Bisnis, Jumat (9/8).
Pengamat asuransi Hotbonar Sinaga menilai, pertumbuhan hasil investasi pada paruh pertama tahun ini merupakan pertanda baik bagi industri. Pertumbuhan tersebut menurutnya didorong oleh membaiknya tren Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Selain itu, dia pun menilai, capaian kinerja pada semester I/2019 tersebut sesuai dengan fungsi perusahaan asuransi sebagai financial intermediary. Hal tersebut menurutnya penting untuk meningkatkan kepercayaan investor terhadap emiten-emiten asuransi.
"Kinerja secara umum bagus sehinga menambah kepercayaan investor untuk beli saham perusahaan asuransi. Selanjutnya tidak ada lagi saham perusahaan asuransi yang 'tertidur' seperti tahun-tahun lalu," ujar Ketua Sekolah Tinggi Manajemen Risiko & Asuransi tersebut kepada Bisnis, Jumat (9/8).
PASANG MATA
Meskipun hasil investasi paruh pertama tahun ini terbilang moncer, Agus menjelaskan bahwa capaian tersebut belum dapat merepresentasikan kinerja hasil investasi hingga akhir tahun. Oleh karena itu, industri asuransi dinilai harus tetap mengelola investasinya dengan apik.
"Semester II [2019] sangat dinamis karena faktor-faktor global. Perlu dicermati dengan sangat hati-hati," ujar Agus.
Sementara itu, Indra menyampaikan, kinerja perusahaannya pada semester I/2019 ditopang oleh pertumbuhan premi baik dari induk maupun anak perusahaannya. Kinerja pada paruh kedua tahun ini dinilai harus tetap digenjot.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel