Soal Blackout, Wapres Jusuf Kalla : Kasihan Ibu Sripeni

Bisnis.com,13 Agt 2019, 15:51 WIB
Penulis: Ni Putu Eka Wiratmini
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) melakukan kunjungan ke kantor pusat PT PLN (persero), Senin (5/8/2019). Kedatangannya untuk meminta penjelasan pascapemadaman listrik massal di sebagian Pulau Jawa pada Minggu (4/8)./Bisnis-Amanda Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla menilai kejadian padamnya listrik secara massal (blackout) yang terjadi beberapa waktu lalu sebagai cobaan yang harus dilalui Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama PT PLN (Persero) Sripeni Inten Cahyani. 

Jusuf Kalla menyatakan kejadian blackout tersebut sebagai bagian dari proses pembelajaran yang harus dilalui Sripeni, apalagi ketika dirinya baru menjabat selama 2 hari. Menurutnya, kejadian tersebut menjadi sinyal bagi PLN yang harus memperkuat sistem kelistrikan di Indonesia agar kejadian serupa dapat dihindari.

Dia menambahkan selain Indonesia, negara lain seperti India juga pernah mengalami blackout bahkan periodenya mencapai lima hari. 

Menurutnya, PLN dan Kementerian ESDM perlu melakukan kajian mengenai keterlambatan proses pemulihan atau recovery

Selain itu, PLN juga harus memastikan keandalan pembangkit, sistem transmisi, dan gardu. Reserve margin pembangkitan juga harus diupayakan tidak kurang dari 30 persen.

"Kasihan Ibu [Sripeni Inten Cahyani], baru dua hari menjabat sudah masalah. Namanya cobaan, cobaan bagus dalam belajar," katanya, Selasa (13/8/2019). 

Wapres mengakui proyek kelistrikan memang harus dikerjakan dengan hati-hati. Buktinya, selama PLN dipimpin lima direksi terakhir, empat di antaranya bahkan tersandung kasus hukum. 

"Saya paham listrik ini sesuatu yang harus hati-hati tetapi lama-lama menjadi ketakutan. Karena itu kita semua harus menjalankan prinsip-prinsip dengan baik," katanya. 

Sebagai bentuk dukungan pemerintah, dia pun menegaskan pihaknya sedang berupaya untuk menyederhanakan tarif termasuk memberi kepastian investasi bagi pengusaha sehingga dapat terhindari dari masalah yang dapat merugikan negara. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Lucky Leonard
Terkini