Pengamat : Demokrat Masuk "Kubangan" karena Ketidaktegasan Sikap Politik

Bisnis.com,15 Agt 2019, 17:59 WIB
Penulis: Newswire
Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menumpang kendaraan khusus untuk bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (2/5/2019)./ANTARA-Wahyu Putro A

Bisnis.com, JAKARTA - Sikap politik yang mengambang dinilai menjadi penyebab terjerembabnya Partai Demokrat dalam "kubangan" degradasi. Selain itu, Demokrat juga kehilangan tokoh-tokoh yang bisa tampil baik di level nasional.

Pengamat politik Abi Rekso mengatakan Partai Demokrat yang merupakan partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono harus berupaya keluar dari kubangan degradasi yang melanda selama ini.

"Sebagai partai yang pernah 10 tahun berkuasa, Demokrat banyak mengalami kekalahan. Demokrat harus keluar dari kubangan," kata Abi Rekso dihubungi di Jakarta, Kamis (15/8/2019).

Abi mengatakan kekalahan atau penurunan suara Demokrat disebabkan ketidaktegasan sikap politik selama ini. Dia memandang sikap politik Demokrat di level nasional kerap kali selalu mendua, sehingga menyebabkan suara terdegradasi.

Hal ini, kata Abi, tercermin dari tidak terkonversinya suara pendukung Agus Harimurti Yudhoyono dalam Pilkada DKI ke dalam perolehan suara Demokrat di DPRD DKI Jakarta.

Selain itu, menurutnya, Demokrat kehilangan tokoh-tokoh yang mampu tampil secara baik di tingkat nasional seperti sosok Julian Aldrin Pasha dan Andi Mallarangeng.

Abi Rekso mengatakan kepentingan Demokrat saat ini adalah bertahan dan meningkatkan elektoralnya. Dia mengingatkan proses transisi SBY kepada putranya AHY, apabila gagal akan membuat partai berantakan.

Abi menilai guna dapat menaikkan AHY dan mengembalikkan elektoral Demokrat, partai itu perlu merekrut tokoh muda yang memiliki kapabilitas dan kapasitas untuk tampil di ruang publik.

"Demokrat harus merekrut orang muda, tapi harus yang punya gagasan, bukan orang yang asal ngomong yang jauh dari kehidupan akademik," kata Abi.

Sebelumnya Abi menilai bahwa Demokrat saat ini tidak terlalu diperhitungkan sebagai kekuatan politik karena hanya meraih tujuh persen lebih kursi di parlemen. Demokrat juga dinilai tidak terlalu menguntungkan bagi Jokowi untuk ditarik masuk dalam koalisi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Saeno
Terkini