Bisnis.com, JAYAPURA -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. menargetkan pertumbuhan kredit Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di kisaran 14-15 persen pada tahun ini, dengan mengoptimalkan penyaluran dana di sektor produksi.
Menurut Direktur Mikro dan Kecil Bank BRI Priyastomo, peningkatan pembiayaan di sektor produksi dapat menggerakkan industri hingga ke sektor perdagangan atau bahkan mencapai tujuan perseroan yaitu meningkatkan ekspor industri dalam negeri.
"Kami bimbing mereka berusaha dengan hasil kerja yang baik, produknya layak jual dengan kemasan menarik, tersedia di e-commerce dan selanjutnya bisa juga didorong untuk melakukan ekspor," ujarnya saat ditemui di sela-sela rangkaian acara perayaan HUT ke-74 RI di Jayapura, Papua, Sabtu (17/8).
Hingga kuartal II/2019, penyaluran kredit BRI di segmen UMKM tumbuh 13 persen secara tahunan menjadi Rp681,5 triliun. Angka tersebut mendominasi penyaluran kredit perseroan secara keseluruhan, yakni 76,72 persen dari total kredit yang sebesar Rp888,32 triliun.
Priyastomo menyampaikan sekitar 75 persen bisnis bank terkait dengan kegiatan UMKM, termasuk di Papua. Di provinsi itu, BRI memiliki program untuk mengembangkan ekonomi masyarakat melalui dukungan kredit mikro dan kredit UMKM.
Untuk kredit mikro, BRI menyediakan dua jenis pilihan pembiayaan yakni Kupedes dan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Untuk kredit UMKM, bank pelat merah itu menyediakan kredit kecil dan kredit ritel serta KUR ritel.
Hingga akhir Juni 2019, BRI tercatat telah menyalurkan KUR sebesar Rp50,29 triliun kepada lebih dari 1,2 juta debitur. Jumlah itu setara dengan 57,8 persen dari target yang diberikan kepada BRI oleh pemerintah untuk tahun ini, yang senilai Rp86,97 triliun.
"Kami juga memiliki BRIncubator yang terdiri dari empat jenis program pengembangan yakni go modern, go digital, go online, serta go global untuk membimbing masyarakat menjadi UMKM naik kelas," tuturnya.
Sampai pertengahan 2019, pembiayaan BRI mendukung 1,1 juta pelaku UMKM sukses naik kelas. Sekitar 65 persen dari jumlah tersebut didominasi oleh pelaku UMKM yang mengajukan pembiayaan mikro.
Dari segi pengembangan bisnis di Papua, Priyastomo menyampaikan pihaknya masih memiliki banyak target yang harus dicapai untuk memberikan fasilitas keuangan melalui perbankan kepada masyarakat di wilayah timur Indonesia ini. Menurutnya, masih ada sekitar 65-70 persen potensi yang harus dikembangkan oleh perseroan agar pelayanan perbankan di provinsi itu dapat tumbuh lebih optimal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel