Bisnis.com, JAKARTA – Bunga peer-to-peer (P2P) lending diprediksi akan turun seiring dengan manajemen risiko yang lebih baik.
Kepala Bidang Kelembagaan dan Humas AFPI Tumbur Pardede mengatakan saat ini pendanaan lewat P2P lending risikonya jauh lebih terukur.
Alih-alih semakin naik, tren bunga P2P lending malah diprediksi akan semakin turun. Hal itu disebabkan oleh para penyelenggara semakin bersaing untuk memberikan layanan yang lebih baik.
Namun, di sisi lain ini menjadi hal yang positif karena dengan adanya perbaikan service, perbaikan electronic know your customer (E-KYC), dan ketersediaan asuransi kredit, pendanaan risiko P2P lending lebih terukur. Kendati return lebih kecil, tetapi perputaran lebih cepat karena pendanaan berjalan lebih sustainable.
“Semakin terukur risikonya, semakin bisa tetap menarik. Rupanya ritel lender banyak juga tidak berkalkulasi. Mayoritas lender justru karena ingin memiliki pengalaman. Dengan modal kecil, mereka ingin merasakan menjadi pemberi pinjaman,” katanya saat dihubungi Bisnis, Senin (19/8).
Tentu hal ini akan berbeda dengan lender dari kalangan institusi yang masih profit oriented. Saat ini lender dari kalangan institusi masih sekitar 0,17 persen. Untuk itu, sejumlah P2P lending telah menyediakan skema kerja sama berupa channeling agar tetap menarik konsumen.
Ke depannya, persaingan antara P2P lending dalam memberikan bunga yang lebih murah akan semakin masif seiring dengan meningkatnya lender asing.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel