Reksa Dana Pendapatan Tetap Diselimuti Katalis Positif

Bisnis.com,20 Agt 2019, 11:49 WIB
Penulis: Dwi Nicken Tari
Karyawati berkomunikasi di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (3/7/2018)./Bisnis-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA--Katalis positif di pasar obligasi diproyeksi bakal mendorong kinerja reksa dana pendapatan tetap sehingga berpotensi mencetak imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan jenis reksa dana lain.

Wawan Hendrayana, Kepala Riset Infovesta Utama, menjelaskan bahwa pada tahun ini katalis negatif untuk pasar obligasi dan reksa dana pendapatan tetap hampir tidak ada.

Namun demikian, pada tahun depan ada ekspektasi kenaikan pajak untuk kupon obligasi yang menjadi aset dasar produk reksa dana pendapatan tetap menjadi 10%. Saat ini, pajak yang dikenakan adalah sebesar 5% sementara normalnya dikenakan sebesar 15%

“Memang masih ada insentif tapi pajak naik, otomatis yield-nya akan berkurang,” kata Wawan.

Selain itu, tren suku bunga juga masih menjadi perhatian karena apabila suku bunga naik diperkirakan kinerja reksa dana pendapatan tetap akan kembali negatif seperti tahun lalu.

Namun demikian, kinerja reksa dana pendapatan tetap tak hanya mengandalkan perubahan harga tetapi juga dari pendapatan bunga dan kupon. Hal itu membuat investor memiliki opsi untuk menahan investasinya di reksa dana pendapatan tetap selama 2 tahun ke depan untuk membalikkan kerugian.

“Tahun ini kan tren suku bunga turun. Kalau tahun depan stagnan, ya yield tahun depan tidak akan setinggi sekarang,” ujar Wawan.

Adapun dengan prospek penurunan suku bunga sebanyak 2 kali lagi menjelang akhir tahun, Infovesta Utama menargekan kinerja indeks reksa dana pendapatan tetap akan melaju ke kisaran 9%—10% pada akhir tahun.

Kinerja obligasi pun diyakini bakal menopang kinerja reksa dana campuran. Menurut Wawan, penopang kinerja reksa dana campuran pada tahun ini bakal lebih disokong oleh positifnya asar obligasi.

“Campuran kan di antara saham dan pendapatan tetap. Obligasinya jelas akan menopang, tapi kalau sahamnya tergantung strategi fund manager,” jelas Wawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ana Noviani
Terkini