Operasional Car Terminal Pelabuhan Patimban Molor Lagi, Sampai Kapan?

Bisnis.com,20 Agt 2019, 16:16 WIB
Penulis: Sri Mas Sari
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meninjau proyek pembangunan Pelabuhan Patimban di Desa Patimban, Subang, Jawa Barat, Rabu (9/1/2019)./ANTARA-M Ibnu Chazar

Bisnis.com, JAKARTA -- Kementerian Perhubungan menyatakan Terminal Kendaraan Pelabuhan Patimban dijadwalkan beroperasi setelah April 2020, mundur lagi dari rencana awal, karena akses jalan yang belum memadai.

Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Agus H. Purnomo jalan akses masuk ke pelabuhan sepanjang 7 km dan lebar 20 m sedang dibangun dengan kemajuan konstruksi sekitar 40 persen.

"Awalnya kami menargetkan akhir tahun ini car terminal akan berjalan, tetapi aksesnya belum memadai kalau akhir tahun ini sehingga kami agak memundurkan sedikit sehingga setelah April nanti bisa beroperasi," katanya seusai penandatanganan nota kesepahaman dengan Pemkab Subang, Selasa (20/8/2019).

Awalnya, jalan akses itu merupakan jalan desa dengan lebar hanya 4 m. Jalan yang sempit itu tidak memadai bagi areal kerja sehingga menghambat konstruksi. Pemkab Subang kemudian membantu pembebasan lahan. 

Kemenhub semula menjadwalkan pembangunan Patimban tahap I yang mencakup terminal peti kemas berkapasitas 3,5 juta TEUs dan car terminal berkapasitas 600.000 unit kendaraan bermotor (CBU) tahun ini.  Namun, pada perkembangannya, pemerintah menyatakan hanya dapat menyelesaikan pembangunan terminal kendaraan di atas lahan reklamasi itu akhir 2019.

Kali ini Kemenhub kembali memundurkan jadwal operasi car terminal paling cepat April 2020, sedangkan terminal kontainer November tahun yang sama.  

Saat ditanya tentang perkembangan proses lelang operator, Agus mengatakan masih dalam persiapan. Menurut dia, jumlah peminat mencapai 10 perusahaan. 

Kepala Satuan Kerja Pembangunan Pelabuhan Patimban Anwar menambahkan kapasitas awal car terminal hanya mampu melayani throughput 300.000 unit CBU. Selanjutnya, secara bertahap, kapasitas akan ditingkatkan menjadi 600.000 unit CBU. 

Saat ini, menurutnya, kemajuan konstruksi terminal mencapai 35 persen. "Untuk mendukung pembangunan perlu tambahan temporary access sementara jalannya dibangun. Dengan adanya kerja sama ini, kami harap pemda ikut berkontribusi mempercepat akses," ujarnya. 

Seperti diketahui, pembangunan Patimban dibiayai oleh pinjaman Japan International Cooperation Agency (JICA) senilai Rp43,5 triliun. Pendanaan salah satu proyek strategis nasional (PSN) itu menggunakan skema pinjaman Official Development Assistance (ODA loan) pemerintah Jepang. 

Menurut rencana, setelah tahap I selesai, kapasitas pelayanan terminal kontainer Patimban secara berangsur akan ditingkatkan menjadi 5,5 juta TEUs pada tahap II dan 7,5 juta TEUs pada tahap III. Seluruh pekerjaan ditargetkan selesai 2027.

Direktur Kepelabuhanan M. Tohir mengatakan penyerapan pinjaman tahun ini berkisar Rp2,3 triliun untuk pembangunan terminal, pemecah gelombang (breakwater), serta pendalaman alur dan kolam.

Pengembangan pelabuhan dengan kedalaman 16 meter di bawah permukaan air laut (LWS) guna mendukung kawasan prioritas nasional, menjadi salah satu program prioritas peningkatan konektivitas multimoda dan antarmoda 2020. Pelabuhan Patimban menjadi satu-satunya lokus. 

"Mungkin dikeruk secara bertahap, tidak langsung minus 16 meter [LWS], bisa minus 10 m atau minus 12 m dulu. Kalau semua terminal jadi, baru ini dikeruk sampai minus 16 m," kata Tohir. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hendra Wibawa
Terkini