Bank Mandiri Segera Beri Opsi Isi Ulang e-Money Melalui LinkAja

Bisnis.com,21 Agt 2019, 12:13 WIB
Penulis: Lalu Rahadian
Pengunjung melakukan transaksi menggunakan layanan keuangan berbasis elektronik LinkAja saat peluncuran di Kompleks Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu (30/6/2019)./ANTARA FOTO-Aprillio Akbar

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dalam waktu dekat akan menambah opsi isi ulang uang elektronik chip based miliknya, e-Money, melalui e-wallet LinkAja.

Senior Vice President Transaction Banking Retail Sales Bank Mandiri Thomas Wahyudi mengatakan, rencana pemberian akses nasabah mengisi ulang e-Money via LinkAja sejalan dengan fokus perseroan. Bank Mandiri (BMRI) disebutnya ingin meningkatkan kemudahan isi ulang uang elektronik chip based miliknya.

“Melalui kerja sama dengan merchant-merchant online seperti Tokopedia, Shopee, Bukalapak dan Blibli yang telah berjalan. Selanjutnya fitur top-up tersebut akan diperluas ke LinkAja yang akan segera diimplementasikan dalam waktu dekat,” kata Thomas kepada Bisnis, Selasa (20/8/2019) malam.

Selama ini e-Money selaku produk Bank Mandiri banyak digunakan untuk pembayaran di sektor transportasi. Namun, pengembangan e-Money sebagai alat pembayaran di sektor lain juga terus dilakukan.

Terbukti, hingga Kuartal I/2019 jumlah kartu prabayar Bank Mandiri yang beredar naik 22,4 persen secara year on year (yoy) atau sebanyak 18,2 juta. Sepanjang Semester I/2019 ada lebih dari 670 juta transaksi menggunakan e-Money. Khusus pada Juli 2019 jumlah transaksi menggunakan kartu prabayar ini mencapai lebih dari 100 juta.

“Dari sisi penerimaan transaksi, Bank Mandiri bekerja sama dengan beragam sektor baik sektor transportasi seperti MRT, TransJakarta, LRT, Damri, ASDP, Tol, parkir, maupun sektor supermarket/retail, Food & Beverages, SPBU dan berbagai merchant acceptance lainnya,” tuturnya.

Perluasan lokasi isi ulang e-Money di LinkAja sebenarnya tidak terlalu mengherankan. Alasannya, LinkAja merupakan produk pembayaran berbasis kode quick response (QR) yang dibentuk dari sinergi BUMN di sektor jasa keuangan untuk bersaing dengan perusahaan teknologi finansial.

LinkAja resmi diluncurkan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Menteri BUMN Rini Soemarno sejak 30 Juni lalu. Saat ini, porsi kepemilikan saham PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) terdiri atas Telkomsel sebesar 25 persen. Mandiri, BRI, dan BNI masing-masing memiliki 20 persen saham. BTN dan Pertamina masing-masing 7 persen, dan sisanya Jiwasraya sebesar 1 persen.

Ke depan, porsi kepemilikan saham LinkAja akan bertambah. Perusahaan BUMN yang akan ikut bergabung adalah PT Jasa Marga (Persero) Tbk., PT Kereta Api Indonesia (Persero), PT Angkasa Pura I (Persero), PT Angkasa Pura II (Persero), dan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: M. Taufikul Basari
Terkini