BCA Tak Patok Pertumbuhan Kredit Tinggi Tahun Ini

Bisnis.com,21 Agt 2019, 17:18 WIB
Penulis: Maria Elena
Pekerja membersihkan menara BCA di Jakarta, Selasa (12/3/2019)./ANTARA-Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Central Asia Tbk. menyatakan tidak akan mengejar pertumbuhan penyaluran kredit yang tinggi hingga akhir 2019.

Direktur BCA Rudy Susanto mengatakan dalam situasi ekonomi yang cenderung tidak stabil, bank tidak bisa gencar menyalurkan kredit. Bahkan, dia menilai pertumbuhan kredit pada 2019 tidak akan setinggi tahun lalu.

"Sebenarnya bukan mengerem kredit. Karena kondisi ekonomi global, jadi kita tidak bisa mengejar kredit seperti tahun lalu yang tumbuh 14 persen year-on-year (yoy)," ungkapnya, Rabu (21/8/2019).

Berdasarkan rencana bisnis bank, target pertumbuhan kredit perseroan dipatok sebesar 8-10 persen, di mana penyalurannya terdiversifikasi ke berbagai sektor ekonomi sehingga meminimalisasi risiko konsentrasi kredit pada salah satu sektor tertentu.

Pada semester I/2019, portofolio kredit BCA meningkat 11,5 persen secara tahunan menjadi Rp562,2 triliun. Jika diperinci, kredit korporasi tumbuh 14,6 persen yoy menjadi Rp219,1 triliun dan kredit komersial serta Usaha Kecil Menengah (UKM) meningkat 12,5 persen yoy menjadi Rp189,2 triliun.

Sementara itu, kredit konsumer meningkat 6,4 persen yoy menjadi Rp152,0 triliun. Kredit beragun properti tercatat lebih tinggi, yaitu tumbuh 11,2 persen yoy menjadi Rp90,7 triliun. Adapun kredit kendaraan bermotor turun 1,5 persen secara tahunan menjadi Rp48,2 triliun.

Lebih lanjut, Rudy menyampaikan perseroan akan tetap menyalurkan kredit secara prudent untuk memitigasi risiko kredit. Hingga Juni 2019, perseroan mampu menjaga kualitas kredit dengan rasio Non Performing Loan (NPL) yang berada pada level 1,4 persen.

Di samping itu, BCA berhasil menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) senilai Rp673,9 triliun atau naik 8,6 persen yoy per Juni 2019.

Di sisi likuiditas, posisinya diklaim mencukupi dengan Loan-to-Deposit Ratio (LDR) sebesar 80 persen pada kuartal II/2019. Oleh karena itu, BCA tidak akan gencar menghimpun dana masyarakat hingga akhir tahun.

Current Account Saving Account (CASA) akan tetap menjadi penopang DPK, yang berkontribusi sebesar 75,7 persen dari total DPK.

"BCA tidak terlalu mengejar likuiditas. Bahkan, BCA sudah menurunkan suku bunga deposito 2 kali sebesar 0,25 persen dalam 2 bulan terakhir ini," jelas Rudy.

Pertumbuhan dana giro dan tabungan BCA tercatat sekitar 5,9 persen yoy menjadi Rp510,4 triliun, sejalan dengan peningkatan jumlah transaksi khususnya pada e-channels. Sementara itu, deposito naik 18,1 persen yoy menjadi Rp163,5 triliun.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Margrit
Terkini