Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. memiliki sejumlah strategi untuk menjaga keberadaan uang elektronik berbasis cip pascapenerapan Quick Response Indonesia Standard (QRIS) pada 2020.
Vice President e-channel BNI Fajar Kusuma Nugraha mengakui implementasi QRIS, yang diluncurkan pada Sabtu (17/8/2019), pasti mempengaruhi bisnis uang elektronik berbasis cip. Namun, perseroan memiliki dua cara untuk menjaga keberadaan uang elektronik berbasis cip mereka yang bernama TapCash.
Pertama, BNI akan memperluas penerimaan TapCash pada industri yang berbasis rapid transaction, contohnya di sektor transportasi dan parkir.
"Strategi kedua, melakukan kerja sama Business-to-Business-to-Consumer (B2B2C) dengan mitra untuk membentuk suatu ekosistem non tunai hingga ke tingkat lokal," sebutnya kepada Bisnis, Kamis (22/8).
Penerapan QRIS dipercaya bisa mendorong kenaikan cuan yang diperoleh bank atau perusahaan teknologi finansial (tekfin). Alasannya, biaya Merchant Discount Rate (MDR) untuk transaksi berbasis QR dipukul rata sebesar 0,7 persen kepada merchant untuk pembayaran reguler.
Penerapan QRIS akan membuat kode QR di seluruh Indonesia seragam dan bisa digunakan lembaga keuangan atau tekfin apapun. Sederhananya, nantinya merchant hanya perlu memasang satu kode QR yang bisa digunakan semua uang elektronik server-based lembaga keuangan dan tekfin.
"BNI melihat implementasi QRIS sebagai sebuah peluang. Hal tersebut dikarenakan platform pembayaran digital berbasis QR dapat membaca standar QR yang sama. BNI sebagai bank BUMN yang memiliki jaringan merchant yang luas akan mendapatkan keuntungan dari transaksi melalui platform digital di merchant BNI," lanjut Fajar.
Hingga akhir Juni 2019, BNI sudah mengedarkan 5 juta uang elektronik berbasis cip ke masyarakat. Nilai transaksi dari peredaran TapCash ini mencapai Rp101 miliar sepanjang semester I/2019, dengan jumlah transaksi sebanyak 11 juta.
Bank Indonesia (BI) memperkirakan implementasi QRIS akan efektif secara nasional mulai 1 Januari 2020. QRIS juga akan digunakan secara bertahap untuk pembayaran di sektor transportasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel