Darmin : Penurunan Suku Bunga Acuan Bakal Genjot Investasi

Bisnis.com,23 Agt 2019, 18:35 WIB
Penulis: Muhamad Wildan
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution bersama Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso saat menghadiri acara Capital Market Summit&Expo di Jakarta Convention Center, Jakarta, Jumat (23/8/2019)./Bisnis-Duwi Setiya Ariyanti

Bisnis.com, JAKARTA–Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution menyambut baik diturunkannya BI 7 days reverse repo rate (BI7DRRR) atau suku bunga acuan dari 5,75% menjadi tinggal 5,5%.

Menurutnya, hal ini bakal menggenjot investasi. Meski demikian, Darmin mengatakan dampak dari hal tersebut tidak terlihat dalam hitungan bulan, melainkan jangka panjang.

Penurunan suku bunga tersebut juga mengacu kepada tren global dimana negara-negara sedang bergerak menuju kebijakan moneter yang ekspansif melalui penurunan suku bunga.

"Jadi jangan langsung melihatnya 'bagaimana capital inflow?' karena negara lain juga sedang mengarah turun. Kalau kita turun sendiri, Anda boleh khawatir," ujar Darmin, Jumat (23/8/2019).

Peningkatan investasi diharapkan juga dapat menggenjot ekspor, produksi, serta neraca dagang yang tahun ini masih defisit.

Agar kebijakan BI lebih berdampak pada perekonomian, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga perlu mendorong penurunan suku bunga kredit.

Dalam hal menggenjot perekonomian, Darmin menegaskan bahwa pemerintah tidak bisa bertindak sendirian dan perlu peran BI dan OJK.

Untuk diketahui, relalisasi investasi per kuartal II/2019 mencapai Rp200,5 triliun atau naik sebesar 13,7% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2018.

Realisasi investasi per semester I/2019 yang mencapai Rp395,6 triliun, terdiri atas realisasi PMDN sebesar Rp182,8 triliun dan realisasi PMA sebesar Rp212,8 triliun.

Realisasi PMDN dan PMA masing-masing meningkat 16,4% dan 4% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2018

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rustam Agus
Terkini