Trump : Perang Dagang AS-China Tidak Membuat G7 Pecah

Bisnis.com,25 Agt 2019, 20:35 WIB
Penulis: John Andhi Oktaveri
Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping menghadiri pertemuan bilateral kedua negara di sela-sela KTT G20 di Osaka, Jepang, Sabtu (29/6/2019)./Reuters-Kevin Lamarque

Bisnis.com, JAKARTA--Presiden Donald Trump membantah perang dagang dengan China telah menyebabkan gesekan pada KTT G7. Meski begitu Trump mengakui akan menunda eskalasi lebih lanjut.

"Saya pikir mereka menghormati perang dagang yang memang harus terjadi," kata Trump kepada wartawan di Biarritz, Prancis.

Di tempat itu Trump bertemu dengan para pemimpin lain dari kelompok G7.

Ditanya apakah para pemimpin lain mengkritik perang dagang besar-besaran, Trump berkata "tidak, tidak sama sekali..saya belum pernah mendengar itu".

Faktanya, anggota-anggota G7 Eropa yang meliputi Inggris, Kanada, Jerman, Prancis, Italia, Jepang dan Amerika Serikat, telah berulang kali menyatakan keprihatinan atas ancaman perang dagang terhadap ekonomi global yang lebih luas.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson memberi tahu Trump pada acara sarapan bahwa "kami tidak suka tarif secara keseluruhan".

"Kami mendukung perdagangan yang berjalan secara damai," katanya seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Minggu (25/8).

Pembicaraan antara Washington dan Beijing untuk mengakhiri apa yang disebut Trump sebagai hubungan perdagangan yang sangat tidak adil telah membentur tembok.

Hanya beberapa jam setelah Trump mengeluarkan pernyataan, Gedung Putih menyatakan dia hanya menyesal tidak menaikkan tarif lebih tinggi.

Juru bicara Trump, Stephanie Grisham mengatakan kepada wartawan di KTT G7 di resor Prancis Biarritz bahwa komentar presiden sebelumnya telah disalahpahami.

"Presiden ditanya apakah dia punya pemikiran alternatif soal peningkatan perang dagang dengan China, lalu jawabannya disalahtafsirkan,” kata Grisham.

Menurut Grisham, Presiden Trump merespons dengan tegas karena dia menyesal tidak menaikkan tarif lebih tinggi.

Pada Jumat lalu Trump kembali menaikan tarif impor barang China dengan mengenakan pungutan ekstra besar terhadap total impor China senilai US$550 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Saeno
Terkini