Malaysia Ingin Tukar Alat Militer dengan Minyak Sawit

Bisnis.com,26 Agt 2019, 19:04 WIB
Penulis: Kahfi
Pekerja membongkar muatan kelapa sawit dari truk di Salak Tinggi, di luar Kuala Lumpur, Malaysia./Reuters-Samsul Said

Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah Malaysia terus mengupayakan pembelian senjata dan peralatan militer lainnya melalui mekanisme barter dengan komoditas minyak sawit.

Dikutip Reuters pada Senin (26/8/2019), Pemerintahan Mahathir Mohamad terus melobi enam negara produsen senjata untuk membarui peralatan angkatan perangnya. Malaysia sendiri saat ini memang sedang meningkatkan kemampuan militernya.

Pemerintah Malaysia menganggap pembaruan peralatan perang angkatan bersenjatanya sebagai kebutuhan yang mendesak. Pasalnya, anggaran militer negara tersebut sangat minim dalam beberapa tahun ke belakang, sehingga teknologi yang digunakan militer negara tersebut dianggap sudah usang.

Apalagi tahun ini pemerintah Malaysia juga memangkas anggaran militernya. Padahal, beberapa peralatan angkatan bersenjatanya seperti kapal angkatan laut sudah banyak yang berusia lebih dari 35 tahun.

Mohamad Sabu, Menteri Pertahanan Malaysia, mengatakan pembaruan persenjataan dan peralatan militer Malaysia terkendala oleh biaya yang besar. Hal itu membuat Malaysia berinisiatif untuk melobi negara produsen peralatan militer dengan menawarkan minyak sawit.

Menurutnya, diskusi mengenai pembayaran dengan minyak sawit telah dimulai dengan China, Rusia, India, Pakistan, Turki, dan Iran. “Jika mereka siap untuk menerima perdagangan barter kelapa sawit, kami sangat ingin pergi ke arah itu,” katanya.

Dia menyebutkan Malaysia saat ini memiliki pasokan minyak sawit yang melimpah, dan menjadi salah satu negara produsen minyak sawit terbesar di dunia bersama Indonesia.

Seperti diketahui, Malaysia dan Indonesia saat memasok sekitar 85% minyak sawit di pasar global, dan sebagian besar digunakan dalam produk makanan, dan kecantikan seperti lipstik serta sabun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Lili Sunardi
Terkini