Bisnis.com, JAKARTA — PT Investree Radhika Jaya dan PT Bank Rakyat Indonesia atau BRI (Persero) Tbk. meresmikan kerja sama penyaluran pendanaan untuk pinjaman melalui platform Investree senilai Rp200 miliar.
Pihak BRI menyatakan, pendanaan yang disalurkannya melalui Investree pada tahun depan berpotensi meningkat hingga Rp2 triliun.
Peresmian kerja sama tersebut berlangsung pada Senin (26/8/2019) di Brilian Center Gedung BRI 2, Jakarta, melalui penandatanganan oleh Co-Founder & CEO Investree Adrian Gunadi serta Direktur Ritel dan Menengah BRI Supari.
Kerja sama tersebut merupakan kelanjutan dari penyaluran pendanaan untuk pinjaman antara kedua perusahaan yang berlangsung tepat satu tahun lalu. Saat itu, BRI menyalurkan pendanaan melalui Investree sebesar Rp50 miliar.
Menurut Adrian, pembaruan kerja sama tersebut dapat membawa semangat baru bagi Investree dan BRI untuk menghadirkan kecepatan dan kemudahan dalam mengakses pinjaman, khususnya bagi usaha menengah, kecil, dan mikro (UMKM). Selain itu, menurut dia, hal tersebut dapat memperkuat ekosistem ekonomi digital di Indonesia.
"Selain itu, [kerja sama] ini juga mematahkan anggapan beberapa orang bahwa tekfin adalah pesaing bank. Justru tekfin ada untuk melengkapi fungsi perbankan terutama dalam memenuhi permintaan masyarakat terhadap akses pinjaman yang fleksibel," ujar Adrian pada Senin (26/8/2019).
Adrian menjelaskan, penyaluran pendanaan pertama dari bank dengan nilai aset terbesar di Indonesia tersebut merupakan projek percontohan kerja sama antara perusahaan teknologi finansial (tekfin) peer-te-peer (P2P) lending dengan perbankan.
Kala itu, menurut dia, belum terdapat kerja sama antara tekfin dengan perbankan sehingga langkah Investree dan BRI tersebut menjadi model bagi industri, termasuk bagi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku regulator.
Adrian menjelaskan, seiring waktu OJK pun membuka ruang kerja sama tekfin dengan bank yang dinaungi oleh Peraturan OJK 13/2018 tentang Inovasi Keuangan Digital.
Supari menjabarkan, pihaknya meningkatkan nilai penyaluran pinjaman melalui Investree karena sudah terdapat kejelasan dari sistem manajemen risiko perusahaan tekfin.
Selain itu, return yang diterima melalui penyaluran pinjaman kepada tekfin pun menurutnya lebih besar dibandingkan dengan penyaluran dengan cara konvensional.
"Sudah return-nya lebih tinggi kemudian kami lebih efisien, karena kan tidak menggunakan overhead yang lebih besar dibandingkan dengan cara-cara [penyaluran pinjaman] konvensional. Mungkin [return] di atas 13%," ujar Supari.
Hal tersebut menurutnya menjadi peluang bagi BRI untuk meningkatkan nilai penyaluran pendanaan untuk pinjaman melalui Investree. Tak tanggung-tanggung, Supari menilai potensi peningkatan nilai tersebut dapat mencapai 300% dibandingkan dengan nilai yang disalurkan dalam kerja sama saat ini.
"Mungkin tahun depan kita bisa bicara Rp1 triliun–Rp2 triliun, begitu. Apalagi saya sudah bicara, kami punya yang namanya unit-unit kerja yang menjadi booking office, principal-principal yang merupakan nasabah inti platinum kami di korporasi besar. Nah, ini kan punya ekosistem, kami akan masuk dengan platform investree," ujar Supari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel