Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. mencatat pertumbuhan transaksi sales volume melalui electronic data capture atau EDC naik 20,4 persen menjadi Rp38,5 triliun per Juli 2019 dari Rp30,2 triliun per Juli 2018.
VP E-Channel BNI Fajar Kusuma Nugraha mengatakan sepanjang tujuh bulan tahun ini, transaksi EDC mayoritas masih berasal dari kartu kredit dengan proporsi 79 persen. Hal itu tidak jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.
Sementara itu, seiring kenaikan transaksi penambahan EDC sampai Juli 2019 juga sudah mencapai 53 persen menjadi 32.000 mesin dari target penambahan sepanjang 2019 yang sebesar 60.000 EDC.
“Target sales volume EDC BNI pada 2020 diperkirakan akan mencapai Rp200 triliun. Strategi dan positioning kami tetap sebagai Bank Acquiring yang menyediakan akseptasi di banyak merchant, terlebih dengan diimplementasikannya QRIS pembagian bisnis baik dari sisi issuing dan acquiring serta jasa dan lembaga lainnya akan diatur,” katanya kepada Bisnis belum lama ini.
Sisi lain, Fajar mengemukakan terkait dengan maraknya e-wallet tekfin, perseroan dengan sandi saham BBNI yang merupakan bagian dari Himbara saat ini dalam bisnis uang elektronik dan e-wallet sudah tergabung kedalam LinkAja.
Tak hanya itu, menurut Fajar, perseroan juga akan memposisikan kolaborasi dengan lebih banyak merchant terkait akseptasi transkasi, terlebih setelah diberlakukannya QRIS oleh Bank Indonesia.
Sebelumnya, Direktur Teknologi dan Operasi PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Dadang Setiabudi optimistis kinerja transaksi EDC ke depan akan semakin baik dan tumbuh dengan adanya proyek gerakan Nasional dari regulator maupun implementasi Gerbang Pembayaran Nasional atau GPN.
Saat ini, Bank Sentral juga masih terus mendorong pertumbuhan transaksi melalui non tunai dan dengan diberlakukannya Merchant Discount Rate atau MDR yang lebih rendah dari kartu yang menggunakan provider lain selain GPN.
“Sementara untuk pengembangan QR dengan tujuan memperbesar ekosistem pembayaran juga akan bisa dilayani melalui EDC,” katanya.
Adapun tahun ini perseroan menargetkan pertumbuhan transaksi pada mesin EDC naik 94,5 persen yoy menjadi Rp107 triliun dari Rp55 triliun periode 2018.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel