Sulitnya Kondisi Medan Jadi Hambatan Reaktivasi Jalur KA

Bisnis.com,26 Agt 2019, 20:23 WIB
Penulis: Sri Mas Sari
Kereta Perawatan Jalan Rel (KPJR) memadatkan batuan kerikil pada proyek reaktivasi jalur kereta Padalarang-Cianjur di Ciranjang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Kamis (17/1/2019)./ANTARA FOTO-Raisan Al Farisi

Bisnis.com, CIANJUR - Reaktivasi jalur kereta api di Jawa Barat terkendala kondisi medan yang sulit sehingga perkembangannya lamban.

Kepala Balai Kereta Api Wilayah Jawa Bagian Barat Achyar Pasaribu memberi contoh kemiringan lahan di jalur eksisting Cipatat hingga Padalarang mencapai 42 derajat atau promil.

Seperti diketahui, selain jalur Cianjur-Padalarang, pemerintah berencana mereaktivasi jalur Cibatu-Garut-Cikajang, Rancaekek-Tanjungsari, Banjar-Pangandaran-Cijulang, dan Bandung-Ciwidey.

"Lahannya curam dan kondisi tanahnya labil. Kalau kita paksakan [pakai jalur eksisting], itu seperti membangunkan macan tidur. Makanya, kami melakukan kajian trase-trase baru," katanya saat meninjau jalur Cianjur-Ciranjang, Senin (26/7/2019).

Jalur Cianjur-Padalarang menjadi rencana reaktivasi yang menunjukkan perkembangan paling maju karena pemerintah ingin mengembangkan pariwisata di sekitar jalur itu.

Pelaksana proyek reaktivasi di jalur itu adalah Ditjen Perkeretaapian. Reaktivasi jalur Cianjur-Ciranjang menelan dana APBN sekitar Rp118 miliar.

Adapun empat jalur lainnya dilaksanakan oleh PT KAI. Achyar tidak dapat menyebutkan perkembangan reaktivasi keempat jalur itu.

Sebelumnya, pemerintah menyebutkan reaktivasi jalur Cibatu-Garut-Cikajang sepanjang 47,5 km akan menelan dana hampir Rp1 triliun.

Sementara itu, reaktivasi jalur Rancaekek-Tanjungsari sepanjang 11,5 km membutuhkan investasi Rp1,2 triliun.

Berikutnya, reaktivasi jalur Banjar-Pangandaran-Cijulang sepanjang 82 km membutuhkan anggaran Rp2,3 triliun.

Adapun jalur Bandung-Ciwidey sepanjang 37,8 km akan membutuhkan dana Rp2,8 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Akhirul Anwar
Terkini