Atasi Defisit Transaksi Berjalan, Pemerintah Dorong Sektor Jasa

Bisnis.com,27 Agt 2019, 14:16 WIB
Penulis: Lorenzo Mahardhika
Pengunjung berendam di kolam air panas alami di resor Toya Devasya, yang bersumber langsung dari Gunung Batur, Kintamani, Bangli, Bali, Selasa (4/6/2019)./Bisnis-Tim Jelajah Jawa-Bali 2019

Bisnis.com, JAKARTA - Sektor jasa akan didorong pemerintah untuk mengurangi defisit transaksi berjalan (current account deficit).

Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam pidatonya pada Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI atas Pandangan Umum Fraksi-Fraksi DPR Terhadap RAPBN 2020 di Jakarta, Selasa (27/8/2019).

Salah satu sektor jasa yang akan dimanfaatkan adalah pariwisata. Menurutnya, sektor ini merupakan salah satu lahan potensial yang dapat berkontribusi menyumbang devisa signifikan untuk mengurangi defisit transaksi berjalan Indonesia.

Guna meningkatkan ekspor jasa nasional, pemerintah akan mempercepat pengembangan empat destinasi pariwisata super prioritas. Keempatnya adalah Danau Toba, Borobudur, Labuan Bajo, dan Mandalika.

"Upaya ini diharapkan dapat menarik wisatawan mancanegara, sekaligus mendorong perekonomian daerah wisata, serta menambah devisa negara," kata Sri Mulyani.

Agar dapat berkontribusi secara maksimal, sektor pariwisata harus dapat mengimbangi defisit yang akan muncul dari sektor jasa lainnya. Pembayaran dividen untuk perusahaan-perusahaan yang berinvestasi di Indonesia merupakan salah satu pos yang berpotensi menguras devisa Indonesia.

Selain itu, transformasi industrialisasi, iklim investasi, dan ekspor juga telah dan akan kembali diupayakan pemerintah melalui koordinasi antarkementerian/lembaga. Kerja sama ini dilakukan untuk melihat sektor-sektor yang akan menjadi fokus ekspor Indonesia sebagai strategi mengurangi defisit transaksi berjalan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Achmad Aris
Terkini