Bisnis.com, JAKARTA – Bank sentral AS (The Fed) menolak imbauan dari mantan presiden bank sentral wilayah New York untuk melawan kebijakan perdagangan Presiden Donald Trump karena sang presiden terus menuntut pemotongan suku bunga.
“Keputusan kebijakan Federal Reserve dipandu semata-mata oleh mandat kongres untuk menjaga stabilitas harga dan lapangan kerja,” menurut pernyataan The Fed.
Disebutkan bahwa bahwa pertimbangan politik sama sekali tidak memainkan peran dalam mengambi keputusan.
Dalam sebuah artikel opini untuk Bloomberg News kemarin, mantan presiden The Fed New York,William Dudley meminta bank sentral untuk menyatakan tidak mau ‘menyelamatkan’ pemerintah karena ‘pilihan yang buruk’ pada kebijakan perdagangan.
Trump menaikan tarif impor atas barang dari China untuk memaksa ekonomi terbesar kedua di dunia untuk mencapai kesepakatan perdagangan yang lebih baik dengan Amerika Serikat.
Kalangan pebisnis AS telah memangkas pengeluaran atas pertimbangan perang dagang, sedangkan Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan bahwa ketidakpastian yang dihasilkan merupakan tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi bank sentral.
“Pejabat bank sentral menghadapi pilihan: membiarkan pemerintahan Trump meneruskan perang dagang yang membawa bencana, atau mengirim sinyal yang jelas bahwa melanjutkan kebijakannya akan brisiko kalah dalam pemilihan berikutnya,” kata Dudley seperti dikutip Reuters, Rabu (28/8/2019).
Menurutnya, jika tujuan kebijakan moneter adalah untuk mencapai hasil ekonomi jangka panjang terbaik, maka pejabat Fed harus mempertimbangkan bagaimana keputusan mereka akan mempengaruhi hasil politik pada tahun 2020.
Sebagai presiden The Fed New York dari 2009 hingga 2018, Dudley adalah wakil ketua komite yang menetapkan suku bunga AS selama tahun-tahun kritis setelah krisis keuangan global. Dia juga memimpin bank regional yang mengimplementasikan kebijakan itu melalui perdagangan di Amerika Serikat.
Sejumah ekonom mengkritik pernyataan Dudley dengan memperingatkan bahwa The Fed seharusnya tidak memutuskan kebijakan suku bunga berdasarkan politik, atau menggunakannya untuk membantu atau melukai kandidat presiden.
Ketika dihubungi oleh Reuters tentang artikel itu, Dudley mengatakan dia berbicara atas nama dirinya sendiri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel