Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Permata Tbk. pada semester I/2019 memilih strategi konservatif dalam menggalang dana pihak ketiga (DPK).
Hal ini dilakukan untuk mengimbangi pertumbuhan kredit yang jauh di bawah industri, atau 3,7 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Berdasarkan laporan publikasi per Juni 2019, dana konvensional bank turun 5,4 persen yoy. Realisasi tersebut disebabkan oleh penurunan dana mahal atau deposito sebesar 12,5 persen yoy.
Direktur Bank Permata Darwin Wibowo mengatakan bahwa stretegi tersebut merupakan upaya bank menjaga rasio likuiditas agar tidak terlampau rendah, tapi juga tidak terlalu tinggi.
“Kami sengaja menurunkan deposito agar tidak menggerus NIM [margin bunga bersih],” katanya dalam paparan publik di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (28/8/2019).
Darwin mengatakan bank hendak menggenjot dana murah. Per Juni 2019, giro dan tabungan cenderung stabil dengan pertumbuhan 2,2 persen yoy.
Dengan merosotnya portofolio deposito bank hingga dua digit, porsi dana murah (current account savings account/CASA) bank naik menjadi 52 persen, dari sebelumnya 48 persen.
Dia melanjutkan bahwa menurunkan deposito dilakukan dengan memasang suku bunga sesuai dengan anjuran otoritas. Seperti diketahui, saat suku bunga acuan naik sebanyak 175 basis poin (bps) pada tahun lalu, bank umum kelompok usaha (BUKU) III berlomba mengkerek imbal hasil deposito.
Adapun penurunan DPK tersebut membuat rasio kredit terhadap simpanan bank (loan to deposit ratio/LDR) bank naik dari 86,11 persen menjadi 92,69 persen.
Namun penurunan deposito membuat margin bunga bersih (net interest margin/NIM) bank naik 19 basis poin (bps) menjadi 4,15 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel