Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. telah menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) dengan hasil mengganti posisi direktur utama dari Maryono ke Suprajarto.
Maryono menjabat Direktur Utama Bank BTN sejak Desember 2012, sebelum kemudian digantikan Suprajarto yang merupakan Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI). Suprajarto kemudian menyatakan mengundurkan diri sebagai Dirut BTN.
“Susunan pengurus bank sesuai hasil RUPSLB ini diharapkan dapat memperkuat kinerja perseroan dalam memenuhi target bisnis sekaligus menjawab tantangan masa depan. Kami optimis menjadikan soliditas pengurus bank sebagai modal dan semangat untuk menjadikan kinerja bisnis BTN menjadi lebih baik,” kata Corporate Secretary Bank BTN Achmad Chaerul dalam keterangan pers, Kamis (29/8/2019).
Menurutnya, ke depan Bank BTN akan mempunyai peluang untuk tumbuh lebih baik. Perseroan mengklaim telah menyesuaikan sejumlah target bisnis dengan dinamika perekonomian yang terjadi baik di dalam negeri maupun luar negeri.
Kebutuhan rumah yang sangat besar adalah peluang yang tidak akan pernah berhenti dan terus membutuhkan inovasi.
Susunan Direksi BTN
Direktur Utama : Suprajarto
Direktur Commercial Banking : Oni Febriarto Rahardjo
Direktur Consumer Banking : Budi Satria
Direktur Compliance : R. Mahelan Prabantarikso
Direktur Collection, Aset Management : Elisabeth Novie
Direktur Distribution & Network : Dasuki Amsir
Direktur Strategic & Human Capital : Yossi Istanto
Direktur IT & Operation : Andi Nirwoto
Direktur Finance, Treasury & Strategy : Nixon L.P Napitupulu
Susunan Komisaris BTN
Komisaris Utama : Asmawi Syam
Komisaris : Iman Sugema
Komisaris : Eko Djoeli Heripoerwanto
Komisaris : Marwanto Harjowiryono
Komisaris Independen : Garuda Wiko
Komisaris Independen : Lucky Fathul Aziz Hadibrata
Komisaris Independen : Kamaruddin Sjam
Komisaris Independen : Arie Coerniadi
“Kami akan tetap memainkan peran sebagai pemain utama yang mendukung program pemerintah dalam memenuhi kebutuhan rumah rakyat. BTN telah membuktikan hal tersebut dan ke depan kita akan bekerja keras untuk dapat berperan lebih besar guna mendukung Program Sejuta Rumah yang menjadi program pemerintah,” kata Chaerul.
Berdasarkan kinerja Bank BTN semester I/2019 tercatat Asset tumbuh 16,58 persen menjadi Rp312,5 triliun, kredit dan pembiayaan tumbuh 18,78 persen menjadi Rp251,0 triliun, dana pihak ketiga sebesar Rp219,8 triliun atau tumbuh 15,89 persen. Bisnis perseroan tumbuh selama semester I/2019 tercermin dari pendapatan unga yang tumbuh sebesar 19,81 persen secara year on year dari Rp10,7 triliun menjadi Rp12,8 triliun.
Perseroan berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp1,31 triliun. Kinerja BTN secara umum berada diatas rata-rata industri. bank BTN juga masih mendominasi 39,6 persen pangsa pasar pembiayaan perumahan nasional dan 92,4 persen pangsa pasar pembiayaan perumahan subsidi di Indonesia.
Selain mengganti sususan direksi, RUPSLB juga memberikan persetujuan perseroan untuk melakukan aksi korporasi akuisisi Perusahaan Modal Ventura (PMV) guna mendukung core business BTN. Manajemen Bank BTN selanjutnya akan meminta persetujuan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk merealisasi rencana tersebut.
“Kami akan menindaklanjuti persetujuan RUPSLB hari ini tentang akuisisi PMV untuk kemudian kami akan mohonkan persetujuan kepada OJK supaya dapat ditindaklanjuti sebagai langkah strategi bisnis yang akan dilakukan perseroan dalam pengembangan bisnis,” kata Achmad Chaerul.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel