Calon Ibu Kota Baru, BNPB Ingatkan Risiko Bencana Hidrometeorologi

Bisnis.com,30 Agt 2019, 17:46 WIB
Penulis: Rayful Mudassir
Foto aerial bekas tambang batu bara di Kecamatan Samboja, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (28/8/2019). Kementerian LHK akan memperbaiki lubang-lubang bekas tambang di kawasan calon ibu kota negara baru./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay.

Bisnis.com, JAKARTA - Calon Ibu Kota baru di Kalimantan Timur dinilai memiliki potensi bencana rendah. Namun Badan Nasional Penanggulangan Bencana mengingatkan pemerintah perlu memperhatikan risiko bencana hidrometeorologi di provinsi itu.

Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB Wisnu Widjaja menilai hidrometeorologi mencakup beberapa risiko seperti hujan dan banjir. Jika tidak dikelola dengan baik, bukan tidak mungkin calon ibu kota baru menjadi lahan bencana.

"Kalau [potensi] tsunami [terbilang] rendah, sedang paling tinggi. Itu bisa dikelola. Akan tetapi yang paling berkembang selanjutnya adalah hidrometeorologi," katanya usai di Ruang Serbaguna Sutopo Purwo Nugroho Graha BNPB, Jakarta, Jumat (30/8/2019).

Belum lama ini pemerintah telah menetapkan lokasi calon ibu kota baru yaitu Kabupaten Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara. Adapun wilayah spesifik lokasi calon ibu kota berada di Kecamatan Samboja dan Sepaku.

Menurutnya, ancaman bencana hidrometeorologi menyangkut masalah lingkungan. Jika lingkungan dirusak, maka semakin banyak daerah yang akan mengalami banjir. Dia juga mengingatkan pemerintah tidak membangun di rumah air.

Di sisi lain, tata ruang menjadi kunci untuk mencegah risiko bencana. Menurutnya berbagai langkah perlu dilakukan termasuk menata ruang pembangunan berbasis analisis risiko bencana. Selain itu masyarakat juga harus dibiasakan untuk berperilaku ramah lingkungan.

"Kalau masyarakat tidak ramah lingkungan maka kita hanya nunggu bencana saja," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Sutarno
Terkini