Bisnis.com, JAKARTA - Drama yang terjadi setelah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. bisa berdampak panjang terhadap harga saham BTN.
Kepala Riset Koneksi Kapital Alfred Nainggolan mengatakan, dampak panjang dapat dialami emiten berkode BBTN ini jika kekosongan posisi Direktur Utama berlangsung lama.
Sebagai informasi, saat ini posisi Direktur Utama BTN kosong setelah Suprajarto mengundurkan diri dari keputusan RUPSLB.
“Kalau berlangsung lama [kekosongan CEO dalam waktu lama] tentu akan berpengaruh,” ujar Alfred kepada Bisnis, Jumat (30/8/2019).
Pasca RUPSLB dan penolakan Suprajarto Kamis (29/8) lalu, harga saham BTN terpantau menguat tipis pada pembukaan pasar pagi ini. Harga saham BTN naik 0,5 persen dibanding penutupan kemarin.
Namun, harga saham BBTN terpantau terus merosot sejak 19 Juni 2019. Saat itu per lembar saham BTN dilego dengan harga Rp2.740, sedangkan pada pembukaan pagi hari ini Rp2.030.
Menurut Alfred, sejauh ini pasar masih memiliki sentimen positif terhadap BBTN. Jika kekosongan CEO tidak terjadi dalam waktu lama, harga saham BBTN diprediksi tak akan terpengaruh sehingga turun lebih tajam.
“Pasar juga melihat Bank BUMN sudah punya sistem operasional yang mature sehingga kekosongan sementara nggak akan mempengaruhi operasional perusahaan,” ujarnya.
Sentimen negatif dari pasar terhadap emiten perbankan diyakini tidak akan terjadi karena drama dalam RUPSLB sejatinya muncul bukan dari internal bank pelat merah.
Sebagai catatan, RUPSLB beberapa bank pelat merah dilaksanakan karena adanya usulan pemegang saham yang salah satunya adalah Kementerian BUMN.
Usulan Kementerian BUMN sempat memicu pertanyaan lantaran dilakukan pasca Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberi instruksi agar pembantunya di Kabinet Kerja tidak mengeluarkan kebijakan strategis hingga akhir masa jabatan Oktober mendatang.
Kebijakan strategis yang dimaksud termasuk keputusan untuk menggeser posisi para direksi di BUMN.
Namun, Kementerian BUMN menyebut rotasi di jajaran direksi BUMN merupakan hal biasa, dan penunjukkan pejabat dilakukan sesuai dengan keahlian.
Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei, dan Jasa Konsultan Kementerian BUMN Gatot Trihargo mengatakan, pimpinan kementerian ini selalu berupaya menyampaikan keputusan penugasan seseorang langsung ke pihak terkait.
“BUMN sebagai sebuah Korporasi dan Perusahaan Publik pastinya akan terdegradasi dengan konflik (Presiden vs Kementerian BUMN), namun bukan pengelolaan bisnisnya tapi profil ultimate,” tutur Alfred.
Pendapat lain dikemukakan Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada. Menurutnya dampak negatif yang dialami BBRI akibat RUPSLB BTN tak akan terjadi lama.
Melemahnya harga saham BBRI pada pembukaan pasar pagi ini dianggap terjadi karena ada sejumlah pihak yang memanfaatkan momen RUPSLB untuk mengambil untung.
Padahal, menurut Reza, kisruh pergantian direksi di BTN bukanlah hal luar biasa yang bisa berdampak signifikan ke pergerakan harga saham.
“Karena ditanggapi berlebihan dan ada yang aji mumpung maka turunlah itu saham,” ujar Reza kepada Bisnis.
Meski demikian, Reza menilai kejadian yang menimpa BBRI dan BBTN bisa juga terjadi pada emiten bank lain. Efek domino bisa muncul seandainya keputusan pergantian direksi seperti yang terjadi di BTN muncul pada RUPSLB bank lain.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel