Deflasi Kota Minyak Disumbang Koreksi Tarif Angkutan Udara

Bisnis.com,02 Sep 2019, 20:34 WIB
Penulis: Anitana Widya Puspa
Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan di Balikpapan, Kalimantan Timur. Koreksi harga pada tarif angkutan udara menjadi faktor pendorong deflasi Kota Balikpapan./BUMN.go.id

Bisnis.com, BALIKPAPAN—Koreksi harga pada tarif angkutan udara menjadi faktor pendorong deflasi Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, pada Agustus 2019.

Kepala Bank Indonesia Perwakilan Balikpapan Bimo Epyanto mengatakan pada Agustus 2019, kota minyak deflasi -0,52% secara month to month.

Angka ini lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya dengan deflasi sebesar -0,08% (mtm) dan rata-rata inflasi Agustus selama 3 tahun terakhir yang sebesar -0,27% (mtm).

Secara tahunan, inflasi Kota Balikpapan tercatat 1,35% (yoy) atau lebih rendah dibandingkan dengan inflasi Provinsi Kalimantan Timur sebesar 1,74% (yoy) dan nasional 3,49% (yoy).

Inflasi tahunan Kota Balikpapan juga tercatat terendah kedua di Pulau Kalimantan setelah Tanjung, Kalimantan Selatan (1,31%-yoy). Sementara itu, secara kumulatif, inflasi Agustus 2019 mencapai 1,78% (ytd).

“Berdasarkan kelompok pengeluaran, deflasi pada Agustus 2019 didorong oleh koreksi harga pada kelompok Transport, Komunikasi dan Jasa Keuangan dengan andil deflasi -0,41%, yang disumbang oleh masih berlanjutnya penurunan tarif angkutan udara pada low season,” jelasnya melalui keterangan resmi Senin (2/9/2019).

Pada saat yang sama, kelompok Bahan Makanan juga memberikan andil deflasi sebesar -0,19% (mtm), didorong oleh penurunan harga komoditas sayuran seperti kangkung, sawi hijau, tomat sayur dan bayam seiring dengan kecukupan pasokan di tengah kondisi cuaca yang mendukung.

Sementara, laju deflasi Agustus 2019 tertahan oleh kelompok makanan jadi, minuman dan rokok yang memberikan andil inflasi 0,04% didorong oleh kenaikan harga air kemasan. Selain itu, kenaikan harga emas perhiasan turut menyumbang inflasi dari kelompok sandang sebesar 0,02%.

Bimo memperkirakan ke depan masih terdapat sejumlah faktor yang masih memberi tekanan inflasi, di antaranya yakni tahun ajaran baru perguruan tinggi, selain itu musim kemarau di daerah pemasok, serta berlanjutnya kenaikan harga emas.

Adapun, lanjut dia, upaya pengendalian inflasi daerah dan memitigasi tekanan risiko inflasi,dilakukan melalui Tim Pengendalian Inflasi daerah (TPID).

Sejumlah upaya pengendalian harga pada Agustus 2019 yaitu melakukan Training of Trainer kepada PKK Kota Balikpapan dalam program Gerakan Wanita Matilda (Mandiri, Terampil, Berdaya).

Selain itu juga melakukan pemantauan komoditas secara berkala melalui sistem Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), diikuti gerakan stabilisasi harga melalui program Rumah Pangan Kita (RPK) Bulog.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: M. Syahran W. Lubis
Terkini